CARA HIDUP BERSAMA DI SURGA
Indah rasanya bisa bersama-sama di dalam surga setelah berpisah, ketika
manusia dihadapkan dengan pengadilan hari kiamat yang menjadikan
manusia sendiri-sendiri, nafsi-nafsi tiada teman yang mendampingi
meskipun dia adalah kekasih hati yang selalu kita puja dan puji, semua
pada hari itu mengatakan nafsi-nafsi, kemana aku akan kembali.
Maka di
pagi hari ini di hari jum’at yang mana hari kembali akan terjadi, kita
renungkan firman Allah Ta’ala di dalam surah At Thur ayat ke 21 :
(( والذين آمنوا واتبعهم ذريتهم بإيمان الحقنا بهم ذريتهم وما التهم من عملهم من شيء كل امرىء بما كسب رهين ))
“ Dan Orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan
Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka , tiap –tiap
manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya “ At Thur 21.
Berkata
Al Imam AL Mufassir Ibnu Katsir Rahimahullah : “ Allah Ta’ala
mengkabarkan kepada hambaNYA tentang karunia yang besar dan kemulyaanNYA
kepada khususnya kaum mukminin, danAllah berikan atas, yaitu mereka
Orang-orang yang beriman akan menyusul bapak-bapak mereka di surga,
sebagai bentuk kesempunaan nikmat Allah atas mereka ketika mereka pernah
berkumpul didunia dan akan kumpul kembali di Surga karena bersama-sama
dan berkumpul di Surga adalah sesuatu yang mnyejukkan hati orangtua
kita, dan yang mengumpulkan mereka adalah keimanan meskipun mereka
berdeda dalam amalan-amalan kesehariaan, dan ini adalah janji Allah atas
kaum Mukminin. “
Ibnu Katsir mendasarkan pendapatnya ini dengan satu atsar/perkataan Ibnu Abbas :
إن الله تبارك وتعالى ليرفع ذرية المؤمن في درجته وإن كانوا دونه في العمل …….
“ Sesungguhya Allah Ta’ala mengangkat derajat dan kedudukan keluarga
kaum mukminin dengan derajat yang sama di surge meskipun mereka berdeda
dalam beramal…. ( tafsir ibnu katsir )
Sungguh sangat bergembira
menjadi keluarga mukmin, berkat usaha orangtua yang mendidik
keturunannya menjadi generasi yang beriman kepada Allah akhirnya mereka
mendapatkan hasil yang berlimpah-limpah di akhirat, ibarat menanam pagi
dengan sebutir biji pagi dia akan memanennya dengan hasil yang
berlimpah. Memiliki keluarga yang beriman kepada Allah Ta’ala adalah
karunia yang amat agung yang tiada bandingannya, bukan memiliki harta
yang berlimpah dan semua serba waaahh!!!! Tapi apa yang terjadi saat
ini setiap orang tua mendidik anak keturunannya dengan sesuatu yang semu
yang mereka kira bias hidup bahagia dengannya. Kadang kita mendengar: “
Nak cita-citamu apa ? anak menjawabnya : “ Jadi dokter ! “ atau sebut
lainnya, jarang atau tidak pernah kita mendengar orangtua berkata: “ Apa
yang kalian sembah setelah diriku tiada ?”
Dengan pendidikan
keimanan yang kuat kepada Allah Ta’ala anak kita akan menyenangkan diri
kita, itu hakekat tabungan do’a kita, itu hakekat amal-amal kita setelah
kita tiada, apakah kita mau menjadi orang tua yang sadar akan hari
esok??? Nabi shallahu alaihi wasalam bersabda :
إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول : يا رب أنى لي هذه ؟ فيقول باستغفار ولدك لك )) رواه أحمد
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mengangkat derajat seorang Hamba yang
shalih kedalam surga , maka hamba ini berkata ;”Wahai Tuhanku dari
manakah aku mendapatkan hal ini ?” maka Allah menjawab: “ Dengan
Istigfar yang dimintakan oleh anakmu.” Hr Al Imam Ahmad.
Hal yang
sama diterangkan dalam hadits Muslim dari sahabat Abu Hurairah :
“
Apabila anak Adam itu meninggal dunia maka terputuslah dia dari
amalannya kecuali tiga hal : 1. Sedekah Jariyah 2, Ilmu yang bermanfaat
3. Dan anak yang shalih yang mendo’akannya. “
Dari renungan ayat diatas kami intisarikan sebagai berikut ini :
1. Sesungguhnya seorang mukmin akan bisa bersama-sama dengan
keluarganya dan keturunannya di sebabkan oleh ikatan tali Iman kepada
Allah Ta’ala , selain dari itu maka tidak mungkin bisa lihat dasar ayat
yang lain dalam surah Al Araf ayat 40.
2. Rahmat Allah Ta’ala yang luas atas semua hambaNYA yang berimanbaik itu laki-laki ataupun perempuan.
3. Keadilan Allah Ta’ala atas hambaNYA , dimana Allah Ta’ala
tidak menyiksa seseorang dengan dosa orang lain.lihat al baqarah ayat
134.
4. Urgensi pendidikan anak kepada nilai-nilai agama yang
kuat tidak seperti saat ini hanya menjadikan agama sebagai mata
pelajaran pelengkap bukan pokok.
Mudah-mudahan kaum muslimin dan
mukminin sadar akan pentingnya nilai-nilai agama melibihi pentingnya
udara untuk diri kita dengan demikian bisa bersama-sama di dalam Surga
NYA kelak aamiin….
http://abuabdurrohmanmanado.wordpress.com/2012/10/05/cara-hidup-bersama-di-surga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar