Klop & Klik


Klop & Klik
Posted by morning dew under Episode Malam, Inikah cinta?, Thoughts

Baliho-baliho yang terpampang terang melesat satu demi satu di sisi jalan tol, iklan krim pemutih wajah dengan model yang pada dasarnya emang mulus, iklan HP, iklan mobil entah iklan apa lagi.


Beberapa hal melintas dan simpang siur di kepalaku, tentang hubungan suami-istri, tentang hubungan seksual, tentang memiliki hubungan backstreet dengan orang lain.
Kutatap aa, pandangannya lurus ke depan, fokus menyetir mobil.
Aa sendiri tampaknya lebih santai dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi dan melintas dalam kehidupan kami, kurasa itu juga yang membuat kami saling mengimbangi satu sama lain. Aku yang menggebu-gebu, Aa yang tenang dan kalem. Aku yang ekspresionis, aa yang nyaris datar tanpa ekspresi.

Setelah beberapa lama saling diam, perlahan pikiran-pikiranku yang bersliweran mulai terurai satu-persatu dan siap kuungkapkan pada Aa.
“Aa, kayanya masalah hubungan yang terasa nyaman seperti kita ini erat kaitannya masalah kecocokan & perasaan”. Aku mulai memecah keheningan, mengutarakan poin pembicaraan kami sebelumnya.

Aku sangat menikmati diskusi di atas mobil dalam sebuah perjalan dengan Aa, karena biasanya pikiran Aa lebih fokus mendengarkan ocehanku, dibanding kalau aku ngajak ngobrol aa yang lagi asik dengan game-nya. Palingan Aa hanya ham-hem dan haah-hooh.

“Hemm, maksud adik bagaimana?” tanya aa.
“Iya, dengan segala macam perbedaan dan persamaan yang kita miliki, perasaan cinta dan kasih sayang menjadi hal yang dominan. Bukan sekedar masalah seksual.

Kalau urusan seksual sih, asal ada rangsangan yang pas ya bakal jadi, pasti akan ada respon, bahkan kadang terlepas dari mana rangsangan itu datang. Mau dari pasangan sah, pasangan cadangan yang orang bilang selingkuhan, dari yang sejenis, dari anggota tubuh sendiri pake tangan aja ada yang mendapatkan kepuasan seksual, bahkan dari benda mati. Aa perhatiin aja banyak tuh yang jual alat-alat untuk rangsangan seksual

Kalau urusan seksual, urusan biologis mah aturannya sederhana aja ada aksi-ada reaksi. Seperti kalau ada yang gatal, digaruk pasti rasanya enak. Yang penting ya klop aja.”
Bla…bla…bla, aku melanjutkan dengan mengungkapkan contoh yang menguatkan teoriku. Aa mengangguk-angguk.

“Lalu, dik?”
“Nah, klop aja nggak cukup, A. Menurut adik juga harus Klik . Kalau Klop itu seperti panci dan tutupnya, seperti ini A…,” kataku sambil merapatkan kedua telapak tangan. “Klop itu pas, kita menemukan kecocokan dengan pasangan, kecocokan jalan hidup, kecocokan pandang hidup, kecocokan pribadi, kecocokan selera sampai pada kecocokan biologis dll.

Tapi kalau klik itu seperti baut dan murnya, seperti HP dan pulsanya, seperti ini…” Aku menekuk dan mengaitkan kedua jari telunjukku. Aa mengangguk-angguk. “Klik itu saling mengait, saling mengunci, saling menguatkan.”

“O, begitu ya dik… iya juga ya.” kata aa menyetujui ocehanku.
Satu hal lagi yang sangat menyenangkan dari aa, meski usia kami terpaut jauh, ia tidak pernah menyepelekan pikiran-pikiranku, sekalipun itu terkadang hanya ocehan-ocehan yang nggak mutu atau komplem-komplen terhadap apa saja yang mengganjal pikiran dan perasaanku. Ia teman diskusi yang sangat menghargai sesepele apapun pendapatku. Itu membuat aku puas, merasa ada, merasa utuh.


Tak terasa sudah tiba di jalan masuk komplek rumah kami. Beberapa meter di depan sana pagar rumah mungil kami sudah kelihatan. Sesaat setelah mobil berhenti, aku turun membukakan kunci pintu garasi.
Cekrek!
Bunyi pintu garasi dibuka, seketika bunyi itu seperti tombol yang menyalakan lampu terang di kepalaku. Aku tersenyum sendiri, menemukan ungkapan yang tepat tentang sebuah hubungan.

Setelah aa selesai memarkirkan mobil di garasi, aku buru-buru menarik tangan Aa ke pintu rumah kami.
“Ada apa dik?” tanya aa keheranan, melihat aku yang tidak sabaran menggamit lengannya.

“Gini A, perhatikan deh, ini kan ada beberapa kunci. Ada kunci kamar kita, ada kunci garasi dan ada kunci pintu depan” Kataku sambil menunjukkan rentengan kunci di tangan.
“Trus…” raut wajah aa tampak kebingungan.
Aku kemudian memasukkan kunci kamar kami ke dalam slot kunci pintu ruang tamu.
“Nah, anak kunci untuk kunci kamar ini masuk kan?!”
“Iya, lalu?”
“Ini namanya klop. Karena lobang slot kunci dan ukuran anak kuncinya sama, ya anak kuncinya bisa masuk, mereka klop.”

“Tapi kan pintu kita nggak bisa terbuka, dik”
Aku tersenyum lebar.
“Nah, ternyata memang klop saja tidak cukup, A… kita perlu kunci yang klik dengan slotnya” Lalu aku mencabut kunci kamar dan memasukkan anak kunci yang sebenarnya. Lalu memutar anak kunci ke arah kanan dan terbukalah pintu ruang tamu kami.

“Klop dalam sebuah hubungan akan memberikan rasa nyaman, tapi Klik dalam sebuah hubungan akan mampu membukakan hati dan pikiran kita tentang hal yang jauh lebih luas. Membuat kita menemukan apa yang tersembunyi di balik pintu yang sebelumnya terkunci, klik juga adalah rasa aman dalam sebuah hubungan, membuat kita mampu menikmati banyak hal dalam hubungan tanpa ada rasa resah, rasa curiga, rasa bersalah atau apa saja. Begitu A…” Kataku, menutup ceramah filosopi dengan senyum selebar empang. Kucari rasa bosan di wajah Aa, aku lega tidak menemukannya.

Pikiranku lebih ringan, hatiku lebih lapang. Aa tersenyum tulus lalu menarik tubuhku ke dalam pelukannya, demikian erat. Sebelah tangan Aa bergerak mengunci pintu rumah, meski begitu aku tak jua mau buru-buru melepaskan diri dari pelukanya. Kali ini aku defenisi rasanya lebih jelas, klop sekaligus klik .

:-) bagus kan buat diambil hikmahnya maz?
mudah-mudahan kita bisa jadi klop dan klik yah.
Yang kita rasakan waktu awal kenal kan ngerasa nyaman,cocok.. tetapi dalam berumah tangga kita memerlukan lebih dari rasa cocok/nyaman itu.Karena rintangan yang dihadapi akan lebih banyak. Kita harus bisa saling menguatkan agar tidak gampang terurai, saling mengisi dan mendukung sehingga kita bisa manusia yang lebih baik nantinya.kita juga butuh rasa aman, tdk resah , tdk saling menyalahkan, sehingga kita bisa fokus untuk hal-hal yang positif.
mz u ...
mz u 2 hny...
14jan10.\04.16wib\subhuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar