tag:blogger.com,1999:blog-16903126361566934012024-03-13T20:36:12.798-07:00Nasehat Untuk Diri SendiriTujuan hidup adalah sebuah ketetapan yang mendasari semua rencana dan kerja kita, dan yang menjadi penjaga arah perjalanan.Unknownnoreply@blogger.comBlogger287125tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-13133343158581954772014-01-08T18:49:00.003-08:002014-01-08T18:49:39.807-08:00Dzikir Pagi & Petang Saat Beraktifitas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent">Assalamu'alakum warahmatullahi wabarakaatuhu...<br /> <br />
Ustadz, apakah melakukan dzikir pagi & petang boleh sambil
melakukan aktifitas lain, mengingat padatnya aktifitas (dalam hal ini
dzikir tidak dilakukan dengan duduk berdiam).<br /> <br /> Syukron ustadz atas penjelasannya. Jazaakallahu khoiron..Baraakallahu fiika..<br /> <br /> <b>Jawab :</b><br /> <br /> وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته<br /> <br />
Dzikir pagi dan sore yang ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi
wa sallam terdiri dari dzikir dan do'a, dan kedua hal itu memerlukan
fokusnya pikiran dan hati supaya tujuan dan hasil dari keduanya bisa
terwujud dan tercapai secara optimal.<br /> <br /> Ibnu Qayyim al-Jauziyah menerangkan<br />
Begitu pula doa, itu termasuk sebab yang kuat untuk menolak sesuatu
yang tidak diharapkan dan untuk mendapatkan apa yang dicari, akan tetapi
kadang hasil do'a tidak terasa, ini bisa karena lemahnya doa dalam
dirinya, disebabkan doa tersebut tidak disukai oleh Allah ta'ala (karena
mengandung permusuhan), bisa juga karena lemahnya hati dan tidak
mendatangi Allah ta'ala serta tidak mendekat kepada-Nya saat berdo'a,
ketika itu doa tersebut seperti busur yang sangat kendor sehingga anak
panahnya terlempar dalam keadaan lemah.<br /> <br /> Bisa jadi (efek do'a
tidak terasa.pent) disebabkan adanya penghalang dikabulkannya do'a,
seperti memakan sesuatu yang haram, adanya kedholiman, dosa yang
bertumpuk, kekalahan hati dari dosa, hati yang dikuasai oleh kelalaian
dan lupa sebagaimana dalam kitab Shahih al-Hakim dari hadits Abu
Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br /> ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاه<br /> <br />
Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian meyakini bahwa Allah akan
mengabulkan, ketahuialah bahwa Allah tidak menerima do'a dari hati yang
lalai. HR. Tirmidzi no.3479 dan Ahmad no.6655. Hadits ini dihasankan
oleh al-Albani. Al-Jawab al-Kafi liman Sa'ala 'an ad-Dawa' asy-Syafi 9<br /> <br /> Terkait dzikir, setelah syaikh Utsaimin menafsirkan ayat 28 dari surat al-Kahfi (yang berbunyi):<br /> <br />
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ
زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ
ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا <br /> <br /> Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb
mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas.<br /> Beliau menerangkan: Dan
pada ayat ini terdapat isyarat pentingnya kehadiran hati (fokus) saat
berdzikir kepada Allah ta'ala. Seseorang yang berdzikir dengan lisannya
saja tanpa disertai hati akan dicabut keberkahan dari amalan-amalan dan
waktunya hingga ia melampaui batas. Engkau mendapatinya diam berjam-jam
tidak memperoleh apapun, akan tetapi seandainya ia bersama Allah niscaya
ia akan memperoleh keberkahan pada semua amalan-amalannya. Tafsir
al-Utsaimin:Al-Kahfi 62<br /> <br /> Oleh karena itu tidaklah semua aktitas
dihukumi sama bila dikaitkan dengan pelaksanaan dzikir secara umum (dan
dzikir pagi-sore secara khusus). Apabila aktifitas itu tidak memerlukan
fokus yang tinggi seperti menunggu di barisan antrian dan biasanya kita
bisa menghayati dzikir dan do'a yang kita lakukan kala aktifitas itu
maka tidak masalah kita berdzikir sambil melakukan aktifitas semacam
itu. <br /> <br /> Apabila aktifitas yang kita lakukan memerlukan perhatian
dan fokus yang tinggi dari pikiran dan hati kita (seperti menyetir
mobil) maka memaksakan diri untuk berdzikir atau berdo'a kala itu
mengharuskan kita siap untuk menerima hasil yang tidak optimal
sebagaimana yang diterangkan oleh dua Ulama' di atas.<br /> <br /> Meski
demikian tidaklah layak menjadikan kesibukan yang banyak sebagai alasan
tidak mau berdzikir secara total (karena kesibukan menghalangi
penghayatan dzikir dan do'a). Luangkanlah waktu walau beberapa menit
untuk fokus saat melakukan dzikir pagi-sore dan dzikir-dzikir lainnya.
Apabila memang benar-benar tidak punya waktu untuk itu (menurut penanya)
maka berdzikirlah saat melakukan aktifitas yang masih bisa disisipi
dengan dzikir.<br /> <br /> Kami pribadi meyakini bahwa seandainya seseorang
berusah membagi waktunya, insya Allah ia akan memiliki waktu
beraktifitas dan memiliki waktu untuk berdzikir kepada Allah ta'ala
secara khusus, sebagai bukti, seandainya kita menengok dan menelaah
kembali kisah hidup Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam kita
akan percaya bahwa kesibukan yang banyak tidaklah menghalangi kita
untuk berdzikir, coba kita bayangkan bagaimana sibuknya Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, Beliau mengatur urusan keagamaan,
kemasyarakatan, kenegaraan dan lain-lain, meski demikian Beliau masih
bisa beribadah (termasuk berdzikir) kepada Allah ta'ala dan fokus kala
beribadah. Oleh karena itu cobalah penanya kembali mengatur waktunya dan
berusaha memberi porsi waktu khusus untuk berdzikir dan melaksanakan
ibadah lainnya. Semoga Allah ta'ala mudahkan kita untuk melaksanakan
ibadah kepada-Nya dan meningkatkan ibadah seiring berjalannya waktu.<br /> <br /> ***<br /> Sumber: salamdakwah.com</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-6206122777837636562014-01-08T18:40:00.001-08:002014-01-08T18:40:18.150-08:00Membunyikan Sholawat Sebelum Adzan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> <i>Ada sebuah kebiasaan di
Indonesia yang sudah lama mengakar di masyarakat,</i> yaitu kebiasaan
membunyikan kaset sholawat atau tarhim di masjid-masjid sebelum tukang
adzan mengumandangkan adzannya.<br /> Di sebagian tempat lagi, ada yang
langsung ber-sholawat dengan lisannya melalui loud speaker dengan suara
keras. Suara mereka didengarkan oleh orang-orang yang berada di kampung
dan tempat sekitar. Alasannya sih untuk mengingatkan dekatnya waktu
shola<span class="text_exposed_show">t.<br /> <br /> Tapi apakah hal ini dibenarkan dalam syariat dan memiliki dasar sehingga kita menyatakannya boleh atau sunnah?<br />
Pertanyaan semisal ini telah dijawab oleh para ulama dalam Lembaga
Pemberi Fatwa (Al-Lajnah Ad-Da’imah) di Timur Tengah, yang kala itu
memberikan jawaban,<br /> “Bersholawat dan bersalam kepada Rasulullah
-Shallallahu alaihi wa sallam- sebelum adzan dan juga mengeraskannya
usai adzan bersama (bersambung) dengan adzan termasuk bid’ah yang
diada-ada dalam agama. Sungguh telah tsabit (nyata) dari Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda,<br /> <br /> مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَد<br /> <br />
<b>“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini sesuatu
yang bukan darinya, maka ia (hal yang diada-ada itu) adalah tertolak”.
[HR. Al-Bukhoriy (no. 2697) dan Muslim (no. 1718) (17)]</b><br /> <br /> Di dalam sebuah riwayat,<br /> <br /> مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدّ<br /> <br />
<b>“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tak ada padanya urusan
(agama) kami, maka ia (amalan) itu tertolak”. [HR. Muslim (no. 1718)
(18)]</b><br /> <br /> Wabillahit taufiq wa shollallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa aalihi wa shohbihi wa sallam”.<br /> [Sumber Fatwa: Fataawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Iftaa' (2/501/no. 9696)].</span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-50461558110858089552014-01-08T18:36:00.005-08:002014-01-08T18:36:59.220-08:00 KERUSAKAN-KERUSAKAN YANG DITIMBULKAN OLEH BID'AH<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> <b>Banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh bid’ah, diantaranya adalah :</b><br /> <br />
1. Bid’ah memberikan kesulitan kepada hamba, karena telah membebani
manusia dengan sesuatu yang tidak pernah diperintahkan oleh Allah dan
Rosul-Nya.</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 2. Bid’ah menyebabkan manusia keluar dari ketaatan kepada Rasul. Karena Allah Ta’ala berfirman :<br /> قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ.<br />
“Katakanlah, Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad)
niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS Ali
Imran : 31).<br /> Ibnu Katsir rahimahullah berkata,” Ayat yang mulia
ini adalah sebagai hakim bagi orang mengaku mencintai Allah, sementara
ia tidak di atas tata cara (ibadah) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, dimana ia dusta dalam klaimnya tersebut sampai mengikuti
syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada seluruh
perkataan, perbuatan dan keadaan beliau, sebagaimana telah ada dalam
kitab Ash Shahih Nabi bersabda :<br /> مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.<br />
“Barang siapa yang beramal dengan suatu amal yang tidak
diperintahkan oleh kami maka amal tersebut tertolak.” (HR Muslim).[1]</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 3. Bid’ah meniadakan kesempurnaan syahadat Muhammad Rasulullah.<br />
Karena tujuan di utusnya Rosul adalah dalam rangka menjelaskan
kepada manusia tentang ibadah yang diridlai oleh Allah, karena ibadah
adalah hak Allah dan tentunya Allah ingin diibadahi sesuai dengan apa
yang Dia cintai dan ridlai, bukan sesuai selera manusia. Dan yang Allah
cintai dan ridlai adalah yang Allah wahyukan kepaa Rosul-nya.</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 4. Bid’ah adalah tikaman terhadap kesempurnaan islam.<br />
Karena orang yang berbuat bid’ah konskwensinya adalah menyatakan
dengan perbuatannya atau lisannya bahwa syari’at islam belum sempurna
sehingga butuh penambahan, kalaulah ia meyakini islam telah sempurna di
seluruh lininya tentu ia tidak akan berbuat bid’ah.[2]</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 5. Bid’ah adalah tikaman terhadap sifat amanah Rasulullah Sallallahu’alaihi wasallam.<br />
Ibnul Majisyun berkata,” Aku mendengar imam Malik berkata,”Barang
siapa yang berbuat bid’ah di dalam islam yang ia anggap baik, ia telah
menganggap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati
risalah, karena Allah berfirman,”Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu.” Maka yang pada hari itu tidak termasuk agama, pada hari inipun
tidak termasuk agama.”[3]</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 6. Bid’ah melenyapkan sunah, karena
berapa banyak sunnah yang hilang dan digantikan oleh bid’ah, seperti
adzan awal subuh, salawat, dll.<br /> Berkata Hassan bin ‘Athiyyah,”
Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama mereka kecuali Allah akan
mencabut sunnah yang semisal.” (HR Ad Darimi).[4]</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 7. Bid’ah
penyebab utama terjadinya perpecahan umat. Karena pada zaman Rosulullah
dan sahabatnya belum terjadi bid’ah tapi ketika muncul orang-orang yang
mengikuti selain petunjuk mereka mulailah terjadi perpecahan.</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 8. Amalan pelaku bid’ah tertolak. (HR Muslim).<br />
Allah menghalangi ahli bid’ah untuk bertaubat selama dia tidak
meninggalkan bid’ahnya. Sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam :<br /> إِنَّ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ.<br />
“Sesungguhnya Allah menghalangi taubat dari pelaku bid’ah sampai ia
meninggalkan bid’ahnya.” (HR Thabrany dan disahihkan oleh syeikh Al
Bani[5]).</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 9. Pelaku bid’ah akan menanggung dosa orang yang mengikutinya. Sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :<br />
مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا
وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ
أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ. وَمَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً
كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ
غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ.<br /> “Barangsiapa
mencontohkan suatu perbuatan baik di dalam islam, maka ia akan
memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkannya
setelahnya dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa
mencontohkan suatu perbuatan buruk di dalam islam, maka ia akan
memperoleh dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya
tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka.” (HR Muslim).[6]</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 10. Orang yang melindungi ahli bid’ah dilaknat oleh Allah. sebagaimana sabda Nabi :<br /> لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا<br /> “Semoga Allah melaknat orang yang melindungi orang yang mengada-ada (kebid’ahan)”.(HR Muslim).</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 11. Pelaku bid’ah akan semakin jauh dari Allah.<br />
Al Hasan Al Bashry rahimahullah berkata :”pelaku bid’ah tidaklah ia
menambah ibadah (yang bid’ah) kecuali semakin jauh dari Allah “. (Ibnu
Baththah, Al Ibanah)</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 12. Pelaku bid’ah memposisikan dirinya pada
kedudukan yang menyerupai pembuat syari’at, karena yang berhak membuat
syari’at hanyalah Allah saja. Firman-Nya :<br /> أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوْا لَهُمْ مِّن الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ.<br />
“Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu selain Allah yang menetapkan
aturan agama bagi mereka yang tidak diidzinkan oleh Allah.”</span></span></span></span></span></h5>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> 13. Bid’ah lebih buruk dari maksiat.<br />
Syaikhul islam ibnu Taimiyah berkata,”Sesungguhnya ahli bid’ah
lebih buruk dari ahli maksiat yang mengikuti syahwatnya berdasarkan
sunnah dan ijma’ ulama… kemudian beliau menyebutkannya.[7]<br /> 14. Bid’ah lebih disukai iblis dari maksiat.<br />
Ibnul Ja’ad meriwayatkan dalam musnadnya (no 1885) dari Sufyan Ats
Tsauri berkata,”Bid’ah lebih disukai oleh iblis dari pada maksiat.”
Karena jika engkau bertanya kepada pencuri misalnya,”Apakah engkau
meyakini mencuri itu maksiat ? ia akan menjawab “ya”. Sedangkan ahli
bid’ah menganggap baik perbuatannya sehingga sulit diharapkan taubatnya.<br /> Dan lain-lain.<br /> <br /> [1] Ibnu Katsir, Tafsir ibnu katsir 2/24 tahqiq Hani Al haaj.<br /> <br /> [2] Ilmu ushul bida’ hal 20.<br /> <br /> [3] Al I’tisham 1/49.<br /> <br /> [4] Sunan Ad Darimi 1/58 no 98 tahqiq Fawwaz Ahmad dan sanadnya shahih.<br /> <br /> [5] Dalam shahih targhib wa tarhib no 54.<br /> <br /> [6] Muslim 2/705 no 1017.<br /> <br /> [7] Majmu’ fatawa ibnu Taimiyah 10/9.</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-47376780091983328202014-01-08T18:34:00.001-08:002014-01-08T18:34:12.568-08:00[Menafsirkan Al Qur'an Tanpa Ilmu]<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> <b>Pertanyaan:</b></span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
Bolehkah seseorang menafsirkan Al Qur’an tanpa ilmu dan tanpa merujuk
pada keterangan para ulama? Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.<span class="text_exposed_show"><br /> <br /> <b>Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah menjawab:</b><br /> <br />
Seseorang tidak boleh berbicara tentang hal yang tidak ia ketahui. Dan
tidak boleh juga berbicara tentang ilmu agama padahal ia tidak memiliki
ilmu. Ini merupakan kejahatan yang besar, dan berbahaya bagi orang yang
melakukannya. Ini juga merupakan kejahatan terhadap kalam Allah, dan
bahaya yang besar bagi orang yang melakukannya.<br /> <br /> Maka, hendaknya
orang yang suka bermudah-mudah ini bertaqwa kepada Allah, dan jauhi
berbicara mengenai kalamullah padahal ia tidak memiliki ilmu yang
mencukupi yang membuat ia bisa menafsirkan dengan benar. Karena
perbuatan ini merupakan penyimpangan dan kejahatan terhadap Allah dan
terhadap agama Allah dan juga terhadap Rasul-Nya. Dan ini juga merupakan
keburukan yang besar, sebagaimana sudah saya katakan.<br /> <br /> Maka
takutlah kepada Allah dengan tidak melakukan hal seperti ini, yang
menyebabkan sebagian orang yang mengikutinya melakukan kebid’ahan,
berdalil dengan ayat ini dan ayat itu, ayat ini menyuruh perbuatan ini
dan itu, padahal bukan demikian maksud ayat tersebut dan dia bukan orang
yang ahli dalam menafsirkan ayat Qur’an.<br /> <br /> Ada riwayat shahih
dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, beliau melewati seorang lelaki
yang sedang mengajarkan orang-orang Al Qur’an. Beliau berkata:<br /> <br /> أتعرف الناسخ والمنسوخ ؟ قال : لا ، قال : هلكت وأهلكت<br /> <br />
“Apakah engkau sudah paham nasikh dan mansukh? Lelaki tadi berkata:
‘Saya belum paham’. Ali berkata: ‘Sungguh engkau ini binasa dan membuat
orang lain binasa’“<br /> <br /> Sumber: <a href="http://kangaswad.wordpress.com/2012/12/01/menafsirkan-quran-tanpa-ilmu" rel="nofollow" target="_blank">http://kangaswad.wordpress.com/2012/12/01/menafsirkan-quran-tanpa-ilmu</a><br /> <br /> ***<br /> <b>Artikel ini spesial untuk seorang da'i dadakan (Mentallist jadi ustadz)</b><br /> </span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-53370435273403939902014-01-08T18:32:00.002-08:002014-01-08T18:32:44.004-08:00Satu dalil saja tidak bisa ditunjukkan kalau Abu Baker, Umar, Utsman dan Ali merayakan Kelahiran Nabi.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span> <span style="font-size: large;"><br /> <b>Imam Malik pernah berkata,</b><span class="text_exposed_show"><br /> <br /> ولا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها<br /> <br /> <i>"Umat saat ini tidak bisa menjadi baik melainkan dengan mengikuti baiknya generasi Islam yang pertama."</i><br /> <br /> Lantas atas petunjuk siapa jika ada yang merayakan? Padahal sebaik-baik generasi adalah generasi sahabat.<br /> <br /> Mau Lakukan Ibadah Harus Butuh Dalil<br /> <br /> <b>Ulama Syafi’i memiliki kaedah,</b><br /> <br /> اَلْأَصْلَ فِي اَلْعِبَادَةِ اَلتَّوَقُّف<br /> <br /> <b><i>“Hukum asal ibadah adalah tawaqquf (diam sampai datang dalil)” <br /> </i></b><br />
Perkataan di atas disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (5: 43).
Ibnu Hajar adalah di antara ulama besar Syafi’i yang jadi rujukan.
Perkataan Ibnu Hajar tersebut menunjukkan bahwa jika tidak ada dalil,
maka suatu amalan tidak boleh dilakukan. Itu artinya asal ibadah adalah
haram sampai ada dalil yang memerintahkan. Di tempat lain, Ibnu Hajar
rahimahullah juga berkata,<br /> <br /> أَنَّ التَّقْرِير فِي الْعِبَادَة إِنَّمَا يُؤْخَذ عَنْ تَوْقِيف<br /> <br /> “Penetapan ibadah diambil dari tawqif (adanya dalil)” (Fathul Bari, 2: 80).<br /> <br /> Ibnu Daqiq Al ‘Ied, salah seorang ulama besar Syafi’i juga berkata,<br /> <br /> لِأَنَّ الْغَالِبَ عَلَى الْعِبَادَاتِ التَّعَبُّدُ ، وَمَأْخَذُهَا التَّوْقِيفُ<br /> <br />
“Umumnya ibadah adalah ta’abbud (beribadah pada Allah). Dan patokannya
adalah dengan melihat dalil”. Kaedah ini beliau sebutkan dalam kitab
Ihkamul Ahkam Syarh ‘Umdatil Ahkam.<br /> <br /> via ustadz Abduh Tuasikal</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-72205396528872368152014-01-08T17:35:00.001-08:002014-01-08T17:35:01.731-08:00BID'AH PERAYAAN MAULID DIBUBARKAN OLEH ULAMA BESAR DAN PENDIRI NU, KH HASYIM ASY'ARI (KAKEKNYA GUSDUR)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3R9vAirc0UHH8oWVLfn5QCjfS4q-kTyhX4pCpaopy0dSmcMblI9jlkWMdKS2MXArPSx5elRnezsDka9Nh19lNuv70Wbrav-xpvanIVOeidqE08-vWdLhJtZ4X1lCbIkcUKr43thCfe-X/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> Dalam kitabnya Al-Tasybihat al-Wajibat Li man Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat, yim asy'ari mengisahkan pengalamannya.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"><br />
Tepatnya pada Senin 25 Rabi’ul Awwal 1355 H, Kyai Hayim berjumpa dengan
orang-orang yang merayakan Maulid Nabi. Mereka berkumpul membaca
Al-Qur’an, dan sirah Nabi.<br /> <br /> Pada perayaan itu disertai aktivitas
dan ritual-ritual yang tidak sesuai syari’at. Misalnya, ikhtilath
(laki-laki dan perempuan bercampur dalam satu tempat tanpa hijab),
menabuh alat-alat musik, tarian, tertawa-tawa, dan permainanan yang
tidak bermanfaat.<br /> <br /> Kenyataan ini membuat Kyai Hasyim geram. Kyai Hasyim pun melarang dan membubarkan ritual tersebut tanpa ragu ragu.<br /> --------<br />
<b>Sumber: Hasyim Asy’ari, Al-Tasybihat al-Wajibat Li man Yashna’
al-Maulid bi al-Munkarat,(Jombang: Maktabah al-Turast al-Islamiy,tanpa
tahun), hal. 9.</b> dari <a href="https://www.facebook.com/pages/Sifat-Sholat-Nabi/89648006393?ref=stream">https://www.facebook.com/pages/Sifat-Sholat-Nabi/89648006393?ref=stream</a></span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-64719916073570668012014-01-08T15:41:00.001-08:002014-01-08T15:42:35.147-08:00Pada suatu saat di sebuah desa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-size: large;">, seorang ibu menunggu kedatangan putrinya
yang bekerja. Ibu itu adalah seorang wanita yang telah kehilangan
suaminya yang meninggal karena sakit bertahun-tahun lalu. Pendapatan
keluarga hanya didapat dari anak perempuannya yang bekerja di kota dan
pulang setiap akhir pekan. Sekalipun putrinya bekerja, kehidupan ekonomi
mereka tak kunjung membaik.</span> <span style="font-size: large;"><br /> Saat malam akan menjelang, putrinya tiba di rumah dengan wajah yang sangat gusar. Melihat wajah yan<span class="text_exposed_show">g tidak biasa itu, sang ibu menanyakan kepada putrinya.<br /> <br /> "Anakku, ada apa? Mengapa wajahmu tampak sedih dan gusar?"<br /> <br />
Sang anak menghela nafas panjang lalu berkata, "Ibu, aku lelah sekali.
Aku tidak habis pikir mengapa hidupku sangat malang. Aku selalu bekerja
keras, selalu menunjukkan apa yang aku bisa, aku bahkan selalu
mengorbankan banyak hal untuk pekerjaanku. Tetapi tidak ada yang memuji
pekerjaanku, mereka bahkan rering mengejek dan mengatakan aku tidak akan
bisa mencapai hasil terbaik dalam pekerjaanku." Dua tetes air mata
mengalir di pipi sang anak.<br /> <br /> Sang ibu mengusap rambut sang anak
dengan lembut, "Anakku, jangan pernah mengharap orang lain untuk selalu
memuji apa yang sedang engkau kerjakan."<br /> <br /> "Maksud ibu?" tanya sang anak tak mengerti.<br /> <br />
"Coba kamu lihat bunga sepatu yang tumbuh di halaman rumah kita. Dulu,
saat kamu masih kecil, tidak ada yang menanam pohon bunga sepatu disana,
dia tiba-tiba tumbuh dan semua orang membiarkannya tumbuh tanpa memberi
pupuk atau menyiram." ujar si ibu.<br /> <br /> Sang anak hanya mendengarkan.<br /> <br />
"Tidak ada yang peduli pada bunga sepatu itu, hingga pada saat dia
berbunga, semua orang akan mengagumi betapa indah kelopak-kelopaknya.
Bahkan tidak sedikit yang berebut memetiknya." lanjut si ibu sambil
tersenyum, "Anakku, orang lain mungkin tidak peduli dengan apa yang kamu
kerjakan sekarang, tetapi jangan menyerah dan selalu berikan yang
terbaik, seperti yang dilakukan bunga sepatu. Dia selalu bersabar dan
memberikan yang terbaik meskipun orang-orang tidak peduli padanya."<br /> <br />
Sang anak langsung memeluk ibunya sambil menangis karena telah merasa
keliru dan menyesal telah menangisi kesabaran dan kerja keras yang sudah
dia lakukan. "Aku berjanji akan memberikan yang terbaik." ujarnya.<br /> <br /> ***<br /> <br />
Sahabat CERIA, sekalipun banyak hal yang menjadi penghalang dalam
pencapaian usaha kita, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Selalu
berikan yang terbaik, maka suatu saat, akan banyak orang yang melihat
betapa indah hasil kerja keras kita, seperti kelopak bunga sepatu yang
cantik. Kelopak yang mekar sekalipun tidak ada yang peduli dengannya. <br /> <br /> Salam MOTIVASI CERIA..!</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show"><b><span style="font-size: small;">ceritaharian/facebook </span></b></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-89283791276060269402014-01-08T15:37:00.001-08:002014-01-08T15:37:11.891-08:0036 KEINDAHAN MANHAJ SALAF<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> 1. Janji Allah bagi para pengikut setia Salafus Shalih<br /> <br /> Allah ta’ala berfirman,<br /> <br />
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا
عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ<br /> <br />
“Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama -berjasa kepada Islam- dari
kalangan Muhajirin dan Anshar, beserta orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepada-Nya. Allah mempersiapkan untuk mereka surga-surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di sana selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah : 100)<br /> <br /> 2. Meyakini bahwa petunjuk merupakan karunia dari Allah<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ هُوَ ابْنُ حَازِمٍ
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ رَأَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ يَنْقُلُ
مَعَنَا التُّرَابَ وَهُوَ يَقُولُ<br /> وَاللَّهِ لَوْلَا اللَّهُ مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا صُمْنَا وَلَا صَلَّيْنَا<br /> فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبِّتْ الْأَقْدَامَ إِنْ لَاقَيْنَا<br /> وَالْمُشْرِكُونَ قَدْ بَغَوْا عَلَيْنَا إِذَا أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا<br /> <br />
Abu an-Nu’man menuturkan kepada kami. Dia berkata; Jarir yaitu Ibnu
Hazim mengabarkan kepada kami dari Abu Ishaq dari al-Barra’ bin Azib
-radhiyallahu’anhu, dia berkata; Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada saat perang Khandaq mengangkut tanah bersama kami sambil
mengatakan,<br /> Demi Allah, kalau bukan karena Allah maka kami tidak akan mendapat petunjuk<br /> Kami tidak berpuasa, tidak juga sholat<br /> Maka turunkanlah ketenangan kepada kami<br /> Kokohkan pijakan kaki tatkala musuh menyerang kami<br /> Orang-orang musyrik sungguh telah mengkhianati kami<br /> Jika mereka menginginkan fitnah, tentu kami enggan untuk menuruti<br /> (HR. Bukhari dalam Kitab al-Qadar, bab Wa maa kunnaa linahtadiya aula an hadaanallah)<br /> <br /> 3. Menjunjung tinggi ilmu<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ
يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ
فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ
هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ
خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ<br /> <br /> Sa’id bin Ufair
menuturkan kepada kami. Dia berkata; Ibnu Wahb menuturkan kepada kami
dari Yunus dari Ibnu Syihab, dia berkata; Humaid bin Abdurrahman
mengatakan; Aku mendengar ketika Mu’awiyah berceramah dia mengatakan;
Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang dikehendaki baik oleh Allah maka akan dipahamkan dalam hal agama.
Sesungguhnya aku hanyalah orang yang membagi-bagi sedangkan Allah lah
Yang Maha pemberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas ketetapan
Allah, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka
hingga datang ketetapan Allah.” (HR. Bukhari di dalam Kitab al-’Ilm, bab
Man yuridillahu bihi khairan yufaqqihhu fid dien).<br /> <br /> 4. Tidak menyembunyikan ilmu kecuali ada maslahat yang lebih kuat<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي
مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
إِنَّ النَّاسَ يَقُولُونَ أَكْثَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَلَوْلَا آيَتَانِ
فِي كِتَابِ اللَّهِ مَا حَدَّثْتُ حَدِيثًا ثُمَّ يَتْلُو { إِنَّ
الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنْ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى
إِلَى قَوْلِهِ الرَّحِيمُ } إِنَّ إِخْوَانَنَا مِنْ الْمُهَاجِرِينَ
كَانَ يَشْغَلُهُمْ الصَّفْقُ بِالْأَسْوَاقِ وَإِنَّ إِخْوَانَنَا مِنْ
الْأَنْصَارِ كَانَ يَشْغَلُهُمْ الْعَمَلُ فِي أَمْوَالِهِمْ وَإِنَّ
أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَلْزَمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِشِبَعِ بَطْنِهِ وَيَحْضُرُ مَا لَا يَحْضُرُونَ وَيَحْفَظُ
مَا لَا يَحْفَظُونَ<br /> <br /> Abdul Aziz bin Abdullah menuturkan kepada
kami. Dia berkata; Malik menuturkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari
al-A’raj dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- dia berkata,
“Sesungguhnya orang-orang mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak sekali
meriwayatkan hadits. Kalau bukan karena dua buah ayat di dalam
Kitabullah maka niscaya aku tidak akan menyampaikan satu hadits pun.”
Lalu beliau membaca ayat (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan
petunjuk… sampai firman-Nya; Yang Maha penyayang.” “Sesungguhnya
saudara-saudara kami dari kaum Muhajirin sibuk dengan berdagang di
pasar-pasar dan saudara-saudara kami dari kaum Anshar sibuk dengan
pekerjaan mereka dalam mengurus harta-harta mereka, sedangkan Abu
Hurairah selalu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan perut yang merasa kenyang, dia hadir ketika mereka tidak hadir,
dan dia hafal ketika mereka tidak menghafalnya.” (HR. Bukhari dalam
Kitab al-’Ilm, bab Hifzhul ilmi)<br /> <br /> 5. Memperhatikan kemaslahatan kaum muslimin<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي
قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ ذُكِرَ لِي أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ مَنْ
لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ أَلَا
أُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ لَا إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَّكِلُوا<br /> <br />
Musaddad menuturkan kepada kami. Dia berkata; Mu’tamir menuturkan kepada
kami. Dia berkata; Aku mendengar bapakku berkata; Aku mendengar Anas
bin Malik -radhiyallahu’anhu- mengatakan; disebutkan kepadaku bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa allam berkata kepada Mu’adz bin Jabal,
“Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dan tidak mempersekutukan-Nya
dengan apa pun maka dia pasti akan masuk ke dalam surga.” Maka Mu’adz
berkata, “Apakah tidak sebaiknya kabar gembira ini kusebarkan kepada
orang-orang?”. Maka Nabi menjawab, “Jangan, aku khawatir nanti mereka
akan menggantungkan angan-angan dan meninggalkan amal.” (HR. Bukhari
dalam Kitab al-’Ilm, bab Man khassha bil ‘ilmi qauman duna qaumin
karahiyata anlaa yafhamuu).<br /> <br /> 6. Bersemangat untuk mempelajari hadits<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي
سُلَيْمَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي
سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ
أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ
النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ<br /> <br /> Abdul Aziz bin
Abdullah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Sulaiman menuturkan
kepadaku dari Amr bin Abi Amr dari Sa’id bin Abi Sa’id al-Maqburi dari
Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- bahwa dia mengatakan; suatu ketika ada
yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia
dengan syafa’atmu pada hari kiamat kelak?”. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah mengira wahai Abu
Hurairah, bahwa tidak ada yang akan menanyakan mengenai hadits ini
seorang pun yang lebih dahulu daripada engkau, sebab aku melihat
besarnya semangatmu untuk mempelajari hadits. Orang yang paling
berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat kelak adalah orang yang
mengatakan la ilaha illallah ikhlas dari dalam hati atau jiwanya.” (HR.
Bukhari dalam Kitab al-’Ilm, bab al-Hirsh ‘alal hadits).<br /> <br /> 7. Berhati-hati dalam meriwayatkan hadits Nabi<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ قَالَ
أَخْبَرَنِي مَنْصُورٌ قَالَ سَمِعْتُ رِبْعِيَّ بْنَ حِرَاشٍ يَقُولُ
سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ
فَلْيَلِجْ النَّارَ<br /> <br /> Ali bin al-Ja’d menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Syu’bah mengabarkan kepada kami. Dia berkata; Manshur
mengabarkan kepadaku, dia berkata Aku mendengar Rib’i bin Hirasy
mengatakan; Aku mendengar Ali -radhiyallahu’anhu- mengatakan; Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian berdusta atas
namaku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku hendaklah dia masuk ke
dalam neraka.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-’Ilm, bab Itsmu man kadzdzaba
‘alan Nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallam).<br /> <br /> 8. Berpegang teguh dengan hadits tatkala berkecamuknya fitnah<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ الْحَسَنِ
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِي اللَّهُ بِكَلِمَةٍ أَيَّامَ
الْجَمَلِ لَمَّا بَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ فَارِسًا مَلَّكُوا ابْنَةَ كِسْرَى قَالَ لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ
وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً<br /> <br /> Utsman bin al-Haitsam menuturkan
kepada kami. Dia berkata; Auf menuturkan kepada kami dari al-Hasan dari
Abu Bakrah -radhiyallahu’anhu-, dia mengatakan; Sungguh Allah telah
memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat di saat-saat terjadinya
perang Jamal, yaitu ucapan yang terlontar ketika sampai kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berita bahwa bangsa Persia mengangkat
putri Kisra sebagai raja mereka, maka beliau bersabda, “Tidak akan
pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka di bawah
pimpinan perempuan.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Fitan, bab al-Fitnatu
alati tamuju kamaujil bahri)<br /> <br /> 9. Menerima hadits ahad dalam hal hukum maupun aqidah<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ بَيْنَا النَّاسُ
بِقُبَاءٍ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ إِذْ جَاءَهُمْ آتٍ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أُنْزِلَ عَلَيْهِ
اللَّيْلَةَ قُرْآنٌ وَقَدْ أُمِرَ أَنْ يَسْتَقْبِلَ الْكَعْبَةَ
فَاسْتَقْبِلُوهَا وَكَانَتْ وُجُوهُهُمْ إِلَى الشَّأْمِ فَاسْتَدَارُوا
إِلَى الْكَعْبَةِ<br /> <br /> Isma’il menuturkan kepada kami. Dia berkata;
Malik menuturkan kepadaku dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar
-radhiyallahu’anhuma- dia berkata; Ketika orang-orang berada di Quba’
sedang melakukan sholat Subuh tiba-tiba ada seorang lelaki yang datang
dan mengatakan, “Sesungguhnya telah turun ayat al-Qur’an kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semalam dan beliau
diperintahkan untuk sholat menghadap ke Ka’bah, maka menghadaplah kalian
ke arah sana.” Ketika itu wajah mereka menghadap ke Syam -Baitul
Maqdis- maka kemudian mereka pun berputar menuju arah Ka’bah (HR.
Bukhari dalam Kitab Akhbar al-Ahad, bab Maa jaa’a fi ijaazati khabaril
wahid)<br /> <br /> 10. Memprioritaskan dakwah tauhid<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا
وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّاءَ بْنِ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ رُبَّمَا قَالَ وَكِيعٌ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ مُعَاذًا قَالَ بَعَثَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ
أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ
وَلَيْلَةٍ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ
افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ
فِي فُقَرَائِهِمْ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ
أَمْوَالِهِمْ وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا
وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ<br /> <br /> Abu Bakr bin Abi Syaibah, Abu Kuraib,
dan Ishaq bin Ibrahim menuturkan kepada kami, semuanya dari Waki’. Abu
Bakar mengatakan; Waki’ menuturkan kepada kami dari Zakariya bin Ishaq,
dia berkata Yahya bin Abdullah bin Shaifi menuturkan kepadaku dari Abu
Ma’bad dari Ibnu ‘Abbas dari Mu’adz bin Jabal. Abu Bakar -perawi hadits-
terkadang mengatakan; Waki’ mengatakan dari Ibnu Abbas bahwa Mu’adz
berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku, beliau
bersabda, “Sesungguhnya kamu akan menemui suatu kaum dari kalangan ahli
kitab, maka ajaklah mereka kepada syahadat la ilaha illallah dan untuk
mempersaksikan bahwa aku adalah utusan Allah. Kemudian apabila mereka
telah mematuhinya maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
kepada mereka lima kali sholat wajib dalam setiap sehari semalam.
Kemudian apabila mereka pun sudah mematuhinya maka ajarkanlah kepada
mereka bahwa Allah juga mewajibkan kepada mereka sedekah/zakat yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk dibagikan kepada
orang-orang miskin di antara mereka. Kemudian apabila mereka
mematuhinya, maka hati-hatilah kamu agar tidak mengambil harta-harta
mereka yang paling berharga, dan jagalah dirimu dari doanya orang yang
terzalimi, karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara dirinya
dengan Allah.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman).<br /> <br /> 11. Menjauhi syirik dan kezaliman<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ إِدْرِيسَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ {
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ } شَقَّ
ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَقَالُوا أَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ هُوَ كَمَا تَظُنُّونَ إِنَّمَا هُوَ
كَمَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ { يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ }<br /> <br /> Abu Bakar bin Abi Abi
Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdullah bin Idris, Abu
Mu’awiyah dan Waki’ menuturkan kepada kami dari al-A’masy dari Ibrahim
dari Alqomah dari Abdullah, dia berkata; Ketika turun ayat (yang
artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka
dengan kezaliman.” Maka hal itu terasa berat bagi para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mengadu, “Siapakah di
antara kami ini yang tidak menzalimi dirinya sendiri?”. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maksudnya bukanlah seperti yang
kalian kira. Sesungguhnya yang dimaksud oleh ayat itu adalah
sebagaimana yang dikatakan oleh Luqman kepada anaknya, “Hai anakku,
janganlah kamu berbuat syirik kepada Allah, sesungguhnya syirik itu
adalah kezaliman yang sangat besar.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 12. Meyakini kafirnya Yahudi dan Nasrani<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ
قَالَ وَأَخْبَرَنِي عَمْرٌو أَنَّ أَبَا يُونُسَ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي
أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ
يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ
أَصْحَابِ النَّارِ<br /> <br /> Yunus bin Abdul A’la menuturkan kepadaku.
Dia berkata; Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami. Dia berkata; Amr
mengabarkan kepadaku bahwa Abu Yunus menuturkan kepadanya dari Abu
Hurairah -radhiyallahu’anhu- dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di
tangan-Nya, tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku dari umat
ini baik dari kalangan Yahudi ataupun Nasrani kemudian dia mati dalam
keadaan belum beriman dengan ajaran yang kubawa kecuali dia pasti
termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 13. Tidak mengikuti kesesatan ala Yahudi dan Nasrani<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ
الصَّنْعَانِيُّ مِنْ الْيَمَنِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ
بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا
جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ
وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ<br /> <br /> Muhammad bin Abdul Aziz menuturkan
kepada kami. Dia berkata; Abu Umar as-Shon’ani dari Yaman menuturkan
kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Atho’ bin Yasar dari Abu Sa’id
al-Khudri -radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda, “Sungguh kalian juga akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan
yang pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai kalau mereka masuk ke
dalam lubang Dhobb -sejenis biawak- niscaya ada pula di antara kalian
yang akan mengikuti mereka.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, apakah
mereka itu Yahudi dan Nasrani?”. Beliau menjawab, “Kalau bukan, siapa
lagi?”. (HR. Bukhari dalam Kitab al-I’tishom bil Kitab wa Sunnah, bab
qaulin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam latatba’unna sanana man kaana
qoblakum)<br /> <br /> 14. Lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada selain keduanya<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ
أَبِي عُمَرَ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ جَمِيعًا عَنْ الثَّقَفِيِّ قَالَ
ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ
أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ
الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ
مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ<br /> <br /> Ishaq bin
Ibrahim, Muhammad bin Yahya bin Abi Umar, dan Muhammad bin Basyar mereka
semua menuturkan kepada kami dari ats-Tsaqafi. Dia berkata; Ibnu Abi
Umar mengatakan; Abdul Wahhab menuturkan kepada kami dari Ayub dari Abu
Qilabah dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa yang memiliki ketiganya maka
dia akan merasakan manisnya iman. Orang yang lebih mencintai Allah dan
Rasul-Nya daripada selain keduanya. Dan dia tidak mencintai orang lain
melainkan ikhlas karena Allah semata. Dan dia juga membenci kembali
kepada kekafiran setelah Allah selamatkan dia darinya sebagaimana orang
yang merasa benci apabila hendak dilemparkan ke dalam kobaran api.” (HR.
Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 15. Mencintai para sahabat Nabi<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ جَبْرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَةُ الْمُنَافِقِ بُغْضُ الْأَنْصَارِ
وَآيَةُ الْمُؤْمِنِ حُبُّ الْأَنْصَارِ<br /> <br /> Muhammad bin al-Mutsanna
menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdurrahman bin Mahdi menuturkan
kepada kami dari Syu’bah dari Abdullah bin Abdullah bin Jabr, dia
berkata; Aku mendengar Anas -radhiyallahu’anhu- berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik adalah
membenci kaum Anshar, dan tanda orang beriman adalah mencintai kaum
Anshar.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 16. Teguh di atas Sunnah meskipun harus menyelisihi orang banyak<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ جَمِيعًا عَنْ
مَرْوَانَ الْفَزَارِيِّ قَالَ ابْنُ عَبَّادٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ عَنْ
يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَدَأَ
الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى
لِلْغُرَبَاءِ<br /> <br /> Muhammad bin ‘Abbad dan Ibnu Abi Umar menuturkan
kepada kami, semuanya dari Marwan al-Fazari, Ibnu Abbad mengatakan;
Marwan menuturkan kepada kami, dari Yazid yaitu Ibnu Kaisan dari Abu
Hazim dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- dia berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu datang dalam keadaan
asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana datangnya, maka
beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim dalam Kitab
al-Iman)<br /> <br /> 17. Memurnikan niat dalam beramal agar selalu ikhlas karena Allah<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ
عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ
امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا
هَاجَرَ إِلَيْهِ<br /> <br /> Abdullah bin Maslamah menuturkan kepada kami.
Dia berkata; Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa’id dari
Muhammad bin Ibrahim dari Alqomah bin Waqqash dari Umar
-radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seluruh amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan
dibalas sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menaati
Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau
perempuan yang ingin dinikahinya maka hijrahnya hanya akan memperoleh
apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman, bab Maa jaa’a
innal a’mal bin niyah wal hisbah wa likullimri’in maa nawa)<br /> <br /> 18. Tidak mengungkit-ungkit pemberian<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ
الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالُوا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ
عَنْ شُعْبَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ مُدْرِكٍ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ
خَرَشَةَ بْنِ الْحُرِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مِرَارًا قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا
مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ
وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ<br /> <br /> Abu Bakr bin
Abi Syaibah, Muhammad bin al-Mutsanna, dan Ibnu Basyar menuturkan kepada
kami. Mereka berkata; Muhammad bin Ja’far menuturkan kepada kami dari
Syu’bah dari Ali bin Mudik dari Abu Zur’ah dari Kharasyah bin al-Hurr
dari Abu Dzar -radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda, “Ada tiga kelompok manusia yang tidak diajak
bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak akan diperhatikan dan tidak
akan disucikan, serta mereka berhak menerima siksa yang sangat pedih.”
Abu Dzar berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan
perkataan itu sebanyak tiga kali. Lalu Abu Dzar mengatakan, “Sungguh
rugi dan binasa mereka itu, siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”. Maka
beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan pakaiannya/musbil, orang yang
suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang melariskan barang
dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman).<br /> <br /> 19. Khawatir amalnya tidak diterima<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
قَالَ إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ مَا عَرَضْتُ قَوْلِي عَلَى عَمَلِي
إِلَّا خَشِيتُ أَنْ أَكُونَ مُكَذِّبًا وَقَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ
أَدْرَكْتُ ثَلَاثِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ مَا مِنْهُمْ
أَحَدٌ يَقُولُ إِنَّهُ عَلَى إِيمَانِ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَيُذْكَرُ
عَنْ الْحَسَنِ مَا خَافَهُ إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا أَمِنَهُ إِلَّا
مُنَافِقٌ<br /> <br /> Ibrahim at-Taimi mengatakan, “Tidaklah aku
membandingkan antara ucapanku dengan amal yang telah aku lakukan
melainkan aku merasa khawatir apabila ternyata aku adalah seorang yang
mendustakan -amalnya menyelisihi ucapannya-.” Ibnu Abi Mulaikah
mengatakan, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang Sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan mereka semua merasa takut
dirinya tertimpa kemunafikan, tidak ada seorang pun di antara mereka
yang mengatakan bahwa dia memiliki iman sebagaimana yang dimiliki oleh
Jibril dan Mika’il.” Dan diriwayatkan pula dari al-Hasan bahwa beliau
mengatakan, “Tidaklah merasa takut akan hal itu kecuali seorang mukmin,
dan tidaklah merasa aman dari tertimpa hal itu kecuali orang munafik.”
(HR. Bukhari secara mu’allaq di dalam Kitab al-Iman, bab Khauful mu’min
anyahbitha ‘amaluhu wahuwa laa yasy’ur)<br /> <br /> 20. Tidak meremehkan dosa dan pelanggaran<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا
هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا
عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
الْمُوبِقَاتِ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ يَعْنِي بِذَلِكَ الْمُهْلِكَاتِ<br /> <br />
Abul Walid menuturkan kepada kami. Dia berkata; Mahdi menuturkan kepada
kami dari Ghailan dari Anas radhiyallahu’anhu, dia mengatakan,
“Sesungguhnya kalian akan melakukan perbuatan-perbuatan yang di dalam
pandangan kalian hal itu lebih ringan daripada rambut namun dalam
pandangan kami dulu di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hal itu
termasuk perkara yang mencelakakan.” Abu Abdillah -yaitu Imam Bukhari-
mengatakan, “Yang dimaksud perkara yang mencelakakan adalah yang
membinasakan.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab Maa yuttaqa min
muhaqqiratidz dzunub)<br /> <br /> 21. Berusaha melakukan yang terbaik tapi tidak berlebih-lebihan<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ مُطَهَّرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ
بْنُ عَلِيٍّ عَنْ مَعْنِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْغِفَارِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ
يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا
وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ
الدُّلْجَةِ<br /> <br /> Abdussalam bin Muthahhir menuturkan kepada kami.
Dia berkata; Umar bin Ali menuturkan kepada kami dari Ma’n bin Muhammad
al-Ghifari dari Sa’id bin Abu Sa’id al-Maqburi dari Abu Hurairah
-radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Sesungguhnya ajaran agama ini mudah. Tidaklah ada seorang pun
yang berlebih-lebihan -mempersulit diri- dalam melakukan ajaran agama
ini kecuali dia pasti kalah. Beramallah sesempurna mungkin, -kalau tidak
sanggup maka- upayakan agar mendekati ideal. Berikan kabar gembira, dan
mintalah pertolongan -kepada Allah- dengan berangkat -untuk beramal- di
awal dan di akhir siang, dan manfaatkanlah sedikit waktu di akhir
malam.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman, bab ad-Diin yusrun)<br /> <br /> 22. Kontinyu dalam beramal<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَدُومُ
عَلَيْهِ صَاحِبُهُ<br /> <br /> Qutaibah menuturkan kepada kami dari Malik
dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah -radhiyallahu’anha- dia
berkata, “Amal -kebaikan- yang paling disukai oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dilakukan secara terus menerus
oleh pelakunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab al-Qashdu wal
mudawamah’alal ‘amal)<br /> <br /> 23. Memiliki pandangan jauh ke depan<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ
عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ<br /> <br /> Isma’il menuturkan kepada
kami. Dia berkata; Malik menuturkan kepadaku dari Abu Zinad dari
al-A’raj dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka itu diliputi dengan
hal-hal yang menyenangkan, sedangkan surga itu diliputi dengan hal-hal
yang tidak menyenangkan.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab
Hujibatin naar bisy syahawat)<br /> <br /> 24. Bersemangat dalam meraih keutamaan<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَا
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ
فَقَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ
الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ<br /> <br />
Ahmad bin Yunus dan Musa bin Isma’il menuturkan kepada kami. Mereka
berdua berkata; Ibrahim bin Sa’d menuturkan kepada kami. Dia berkata;
Ibnu Syihab menuturkan kepada kami dari Sa’id bin al-Musayyab dari Abu
Hurairah -radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ditanya mengenai amal apakah yang lebih utama, maka beliau
menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ditanyakan lagi,
“Kemudian apa?”. Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” Lalu
ditanyakan, “Kemudian apa?”. Maka beliau menjawab, “Haji mabrur.” (HR.
Bukhari dalam Kitab al-Iman, bab Man qola innal iman huwal ‘amal)<br /> <br /> 25. Bertawakal kepada Allah<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ حُصَيْنَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ كُنْتُ
قَاعِدًا عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ هُمْ
الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ<br /> <br /> Ishaq menuturkan kepadaku. Dia berkata; Rauh bin
Ubadah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Syu’bah menuturkan kepada
kami. Dia berkata; Aku mendengar Hushain bin Abdurrahman mengatakan;
Dahulu saya duduk di sisi Sa’id bin Jubair, maka dia mengatakan dari
Ibnu Abbas -radhiyallahu’anhuma- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Akan masuk ke dalam surga di antara umatku tujuh
puluh ribu orang tanpa hisab, mereka itu adalah orang-orang yang tidak
meminta diruqyah, tidak beranggapan sial (tathayyur), dan mereka hanya
bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab W
aman yatawakkal ‘alallah fahuwa hasbuh)<br /> <br /> 26. Tidak rela menjual agama demi mendapatkan kesenangan dunia<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا
عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا
إِسْمَعِيلُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا<br /> <br />
Yahya bin Ayub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr menuturkan kepadaku, semuanya
dari Isma’il bin Ja’far, Yahya bin Ayyub berkata; Isma’il menuturkan
kepada kami. Dia berkata; al-’Alla’ mengabarkan kepadaku dari bapaknya
dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amalan sebelum
datangnya fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita;
ketika itu seorang di waktu pagi masih beriman namun di sore harinya
menjadi kafir, atau di waktu sore dia masih beriman kemudian di pagi
harinya dia menjadi kafir. Dia rela menjual agamanya demi mendapatkan
sekeping kesenangan dunia.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman).<br /> <br /> 27. Tetap taat kepada penguasa muslim selama tidak untuk bermaksiat<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ
وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ
فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ<br /> <br /> Qutaibah
bin Sa’id menuturkan kepada kami. Dia berkata; Laits menuturkan kepada
kami dari Ubaidillah dari Nafi’ dari Ibnu Umar -radhiyallahu’anhuma-
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Wajib bagi
setiap muslim untuk mendengar dan patuh -kepada penguasa- dalam perkara
yang dia senangi atau yang dibencinya, kecuali apabila dia diperintahkan
untuk bermaksiat. Apabila dia diperintahkan untuk bermaksiat maka tidak
boleh mendengar dan tidak boleh taat.” (HR. Muslim dalam Kitab
al-Imarah)<br /> <br /> 28. Tidak berambisi kepada jabatan<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ
الرَّحْمَنِ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ
مَسْأَلَةٍ أُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ
أُعِنْتَ عَلَيْهَا<br /> <br /> Syaiban bin Farrukh menuturkan kepada kami.
Dia berkata; Jari bin Hazim menuturkan kepada kami. Dia berkata;
al-Hasan menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdurrahman bin Samurah
-radhiyallahu’anhu- menuturkan kepada kami, dia berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadaku, “Wahai Abdurrahman,
janganlah kamu meminta jabatan kepemimpinan. Sesungguhnya apabila kamu
diberikan jabatan itu karena memintanya maka kamu tidak akan dibantu
menunaikannya, namun apabila kamu diberikan hal itu tanpa sengaja
memintanya maka kamu akan dibantu menunaikannya.” (HR. Muslim dalam
Kitab al-Imarah).<br /> <br /> 29. Menjauhi dosa-dosa besar<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَقَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ
عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ
لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قَالَ قُلْتُ لَهُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ
قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ
أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ
حَلِيلَةَ جَارِكَ<br /> <br /> Utsman bin Abi Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim
menuturkan kepada kami, Ishaq berkata; Jarir mengabarkan kepada kami,
sedangkan Utsman mengatakan; Jari menuturkan kepada kami dari Manshur
dari Abu Wa’il dari Amr bin Syurahbil dari Abdullah, dia berkata, “Aku
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dosa apakah
yang paling besar di sisi Allah?”. Maka beliau menjawab, “Yaitu apabila
kamu menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia lah yang menciptakanmu.”
Abdullah mengatakan, “Aku berkata kepada beliau, ‘Sesungguhnya itu
adalah dosa yang sangat besar.’.” Abdullah berkata, “Aku berkata;
kemudian apa?”. Maka beliau menjawab, “Yaitu apabila kamu membunuh
anakmu karena takut dia ikut makan bersamamu.” Abdullah berkata, “Lalu
apa lagi?”. Maka beliau menjawab, “Yaitu apabila kamu berzina dengan
isteri tetanggamu.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 30. Senang apabila saudaranya mendapatkan kebaikan, tidak dengki kepadanya<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ قَالَ حَدَّثَنَا
قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ<br /> <br /> Musaddad menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yahya
menuturkan kepada kami dari Syu’bah dari Qatadah dari Anas
radhiyallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diriwayatkan
pula dari Husain al-Mu’allim, dia berkata; Qatadah menuturkan kepada
kami dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai
bagi saudaranya -kebaikan- yang dicintainya untuk dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman, bab Minal iman anyuhibba liakhihi maa
yuhibbu linafsihi)<br /> <br /> 31. Menghargai orang lain dan tunduk kepada kebenaran<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارٍ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ حَمَّادٍ قَالَ
ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبَانَ بْ<br /> 31. Menghargai orang lain dan tunduk kepada kebenaran<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارٍ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ حَمَّادٍ قَالَ
ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
عَنْ أَبَانَ بْنِ تَغْلِبَ عَنْ فُضَيْلٍ الْفُقَيْمِيِّ عَنْ
إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ
حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ
الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ<br /> <br />
Muhammad bin al-Mutsanna, Muhammad bin Basyar, dan Ibrahim bin Dinar
menuturkan kepada kami, semuanya dari Yahya bin Hammad, Ibn al-Mutsanna
mengatakan; Yahya bin Hammad menuturkan kepadaku. Dia berkata; Syu’bah
mengabarkan kepada kami dari Aban bin Taghlib dari Fudhail al-Fuqaimi
dari Ibrahim an-Nakha’i dari Alqomah dari Abdullah bin Mas’ud
-radhiyallahu’anhu- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan walaupun hanya sekecil anak semut.” Maka ada seorang yang
berkata, “Sesungguhnya seseorang menyukai apabila dia mempunyai pakaian
yang bagus dan sandal yang bagus, lalu bagaimana?”. Maka beliau
mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu Maha indah dan menyukai keindahan,
hakikat sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
(HR. Muslim dalam Kitab al-Iman).<br /> <br /> 32. Berkata-kata baik atau diam<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ<br /> <br />
Abdul Aziz bin Abdullah menuturkan kepadaku. Dia berkata; Ibrahim
bin Sa’d menuturkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dari
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir maka ucapkanlah yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia menyakiti tetangganya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah
tamunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq, bab Hifzhul lisan)<br /> <br /> 33. Tidak menyakiti saudaranya tanpa hak<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْقُرَشِيُّ قَالَ
حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ
قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ<br /> <br />
Sa’id bin Yahya bin Sa’id al-Qurasyi menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Ayahku menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abu Burdah bin
Abdullah bin Abu Burdah menuturkan dari Abu Burdah dari Abu Musa
radhiyallahu’anhu, dia berkata; Mereka -para sahabat- berkata, “Wahai
Rasulullah, Islam yang manakah yang lebih utama?”. Maka beliau menjawab,
“Yaitu keislaman orang yang dapat membuat orang Islam lainnya selamat
dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman,
bab Ayyul Islam afdhal)<br /> 15 menit yang lalu · Suka<br /> Siti Aisyah 34. Tidak mengadu domba saudaranya<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya :<br /> <br />
و حَدَّثَنِي شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ وَهُوَ
ابْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ الْأَحْدَبُ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ
حُذَيْفَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَجُلًا يَنُمُّ الْحَدِيثَ فَقَالَ
حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ<br /> <br /> Syaiban bin
Farrukh dan Abdullah bin Asma’ ad-Dhuba’i menuturkan kepadaku, mereka
berdua berkata Mahdi yaitu Ibnu Maimun menuturkan kepada kami. Dia
berkata; Washil al-Ahdab menuturkan kepada kami dari Abu Wa’il dari
Hudzaifah bahwa telah sampai kepadanya ada seorang lelaki yang suka
mengadu domba ucapan, maka Hudzaifah -radhiyallahu’anhu- pun mengatakan;
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim dalam
Kitab al-Iman)<br /> <br /> 35. Tidak mengganggu tetangga<br /> <br /> Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ
وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ
ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ
جَارُهُ بَوَائِقَهُ<br /> <br /> Yahya bin Ayub, Qutaibah bin Sa’id, dan
Ali bin Hujr mereka semua menuturkan kepada kami dari Isma’il bin
Ja’far, Ibnu Ayyub berkata; Isma’il menuturkan kepada kami. Dia berkata;
al-’Alla’ mengabarkan kepada saya dari bapaknya dari Abu Hurairah
-radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak bisa
merasa aman dari gangguan-gangguannya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman)<br /> <br /> 36. Menjauhi perkara syubhat<br /> <br /> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br /> <br />
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ
قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحَلَالُ بَيِّنٌ
وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ
مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ
وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ
الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى
أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي
الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ<br /> <br />
Abu Nu’aim menuturkan kepada kami. Dia berkata; Zakariya menuturkan
kepada kami dari Amir, dia berkata; Aku mendengar an-Nu’man bin Basyir
-radhiyallahu’anhuma- mengatakan; Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Perkara yang halal itu jelas dan perkara
yang haram itu jelas, sedangkan di antara keduanya terdapat
perkara-perkara yang samar dan banyak orang yang tidak mengetahui
hukumnya. Barangsiapa yang menjaga diri dari perkara-perkara yang samar
tersebut maka dia telah menjaga kebersihan agama dan harga dirinya. Dan
barangsiapa yang terjerumus dalam perkara-perkara yang samar tersebut
maka ia sebagaimana halnya seorang penggembala yang menggembala di
sekitar daerah larangan hampir-hampir saja dia menerjangnya. Ketahuilah,
sesungguhnya setiap raja pasti memiliki daerah larangan. Ketahuilah,
sesungguhnya daerah larangan Allah adalah perkara-perkara yang
diharamkan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat
segumpal daging. Apabila ia sehat maka sehatlah seluruh tubuh. Dan
apabila ia sakit maka sakitlah seluruh tubuh, ketahuilah sesungguhnya
segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman,
bab Fadhlu man istabra’a li diinih)<br /> _______________<br /> Sumber: <a href="http://abumushlih.com/keindahan-manhaj-salafus-shalih.html/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://abumushlih.com/keindahan-manhaj-salafus-shalih.html/</a></span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-25860355604308908942014-01-08T15:34:00.003-08:002014-01-08T15:34:24.058-08:00Ketika Sunnah Dianggap Anneh <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> <br /> Mungkin pernah diantara saudara kita yang patuh thd sunnah mempunyai pengalaman / percakapan seperti ini :<br /> <br /> A : Mas nya ini aliran apa sih mas kok pakai celana cingkrang gitu...?? Jenggot dibiarin panjang lagi...<span class="text_exposed_show"><br /> <br /> B : Saya Islam tanpa embel-embel Mas... smile<br /> <br /> A : Iya saya tau Islam. Tapi Islam apa...??<br /> <br /> B : Ya Islam saja mas... smile<br /> <br /> A : Maksud saya Islam yang seperti apa..? Aliran apa...??<br /> <br /> B : (-_-) Nggak ada alirannya mas...<br /> <br /> A : Bukan..., kan celana mas cingkrang jenggot panjang, nggak kayak kebanyakan orang... Itu Islam aliran apa gitu loh mas...??<br /> <br /> B : ( -_-) Saya tanya balik ya mas... Mas nya Islam juga kan...??<br /> <br /> A : Iya saya islam.<br /> <br /> B : Mas nya aliran apa kok celananya panjang banget sampek nyapu lantai gitu...?? Jenggot habis sampai klimis gitu...??<br /> <br /> A : "......???<br /> <br /> -<br /> <br /> <b>Hhmm... Banyak yang ngaku islam... Tapi kok merasa anneh dengan sunnah ya...??<br /> </b><br /> (-_-)</span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-7509598204415271722014-01-08T15:32:00.006-08:002014-01-08T15:32:50.399-08:00SERBA SALAH JADI ORANG AWAM (Njaluke kepiye?)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNZXbTj8x04G-6Hh8XfKm3Vn3iI3GimbYg2oVqvuWAvzRD2uDb_EZ6XOt0ili-0xFTMrfjIX-Eoa7YYzzBiQKvYdkkQ4YrftOHsJtrNrK3xQRORC4L7eWex2MPs49NR73xdoMyQsX4gSk5/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> 01. "Masak
memberikan ucapan selamat Natal ke teman saya aja gak boleh, padahal aku
gak ikut2an merayakannya kok, jadi yang boleh apa ???"</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> 02. "Ya udah, kalo gak boleh mengucapkan selamat Natal, mendingan merayakan Tahun baru aja dech.."<span class="text_exposed_show"><br /> <br />
03. "Haaah ??!! Merayakan tahun baru juga gak bolehh ???? Katanya itu
hari rayanya orang nasrani ?? Jadi yang boleh apa donk ??? Ya udah, kalo
gak boleh juga, aku gak akan merayakannya. Aku cuman niup terompet aja
di malam tahun baru.."<br /> <br /> 04. "Nah lhooo ??! Niup terompet juga
gak boleh ?? Katanya itu tasyabbuh (mengikuti) orang yahudi.. Hhmm...
Ini salah, itu salah, ya udah, aku merayakan tahun baru islam saja yaitu
tahun baru hijriyah, gak salah lagi dah, hehe.."<br /> <br /> 05. "Busyet
daaaah !!? Merayakan tahun baru islam juga gak boleh ????? Katanya itu
mengada-ada dan tidak pernah dilakukan Nabi sama Sahabat2nya. Koq jadi
serba salah semuanya ??!! Jadi yang benar apa donk ???? Ok, kalo
merayakan tahun baru islam gak boleh, aku akan merayakan hari rayanya
umat islam aja, yaitu hari raya idul fithri, kebangetan kalo gak boleh
juga !! Aku akan takbiran konvoi keliling kota sambil pukul beduk di
hari raya itu !!!"<br /> <br /> 06. "Jreeeennggggg ?????? Gak boleh juga
???? Koq semuanya serba gak boleh ??? Ini gak boleh, itu gak boleh, mana
yang benar ??? Koq susah amat mau beramal aja. Entar aku gak mau
beramal sama sekali lho !!!!"<br /> <br /> (Maaf saudara2, nomornya diloncatin ya, hehe..)<br /> <br />
99. "Alhamdulillah.. Setelah aku banyak menuntut ilmu, akhirnya aku
tahu sekarang mana yang benar dan mana yang salah.. Inilah hidayah dari
Allaah, sehingga aku bisa merasakan manisnya iman.. Aku sekarang tahu
kenapa dulu aku gak boleh beramal ini dan itu.. Aku sekarang tahu kenapa
gak boleh konvoi dan takbiran keliling kota, kita cukup merayakannya
dengan sederhana saja sesuai syari'at. Masyaa Allaah, ternyata Islam itu
sederhana kok, tinggal nurut dan ikut aja sama tuntunan shahiih. Inilah
hikmahnya jika kita banyak menuntut ilmu yang syar’i dan sesuai
sunnah.. Padahal agama ini sangat mudah jika kita mengetahuinya."<br /> <br /> Allaah subhanahu wa ta’ala berfirman :<br /> <br />
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar:9).<br /> <br /> <b>Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :<br /> <br />
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan padanya, maka dia
akan dipahamkan/difaqihkan dalam (urusan) agama.” (HR. Bukhari )<br /> </b><br /> Hanya pada Allaah kita memohon petunjuk..<br /> <br /> [Taken from : Abu Fahd]</span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-486615696229727112014-01-08T15:31:00.001-08:002014-01-08T15:31:10.982-08:00PERBEDAAN SALAFI DENGAN WAHABI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXXjFIeHA47YGq1D7W_2ORU0hD7xH7UdB3G2YaZ6UiOIphD2VbcQm6zM9MTrXU3DW4Z-_eSJ5ZO2O4ec-iTbStHiYFOtKKdVgjMPTehbICtKEPfIvqb_JInrVylm3XKvMF83L1s5GxAJ-0/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXXjFIeHA47YGq1D7W_2ORU0hD7xH7UdB3G2YaZ6UiOIphD2VbcQm6zM9MTrXU3DW4Z-_eSJ5ZO2O4ec-iTbStHiYFOtKKdVgjMPTehbICtKEPfIvqb_JInrVylm3XKvMF83L1s5GxAJ-0/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"> (Buat yang gak bisa bedakan mana wahabi dan mana manhaj salaf)<br /> <br /> Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum wafat 211 H. Bukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab wafat 1206 H<br /> <br />
Sebenarnya, Al-Wahabiyah merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij
yang timbul pada abad ke 2 (dua) Hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab), yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh
sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211
H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah,
sangat membenci syiah dan sangat jauh dari Islam.<br /> <br /> Untuk
menciptakan permusuhan di tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum
munafikun memancing di air keruh dengan menyematkan baju lama (Wahabi)
dengan berbagai atribut penyimpangan dan kesesatannya untuk menghantam
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau setiap dakwah mana saja yang
mengajak untuk memurnikan Islam. Karena dakwah beliau sanggup
merontokkan kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan
melumatkan tahta agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai
penghalang yang mengancam eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.<br /> <br />
Contohnya: Inggris mengulirkan isue wahabi di India, Prancis
menggulirkan isu wahabi di Afrika Utara, bahkan Mesir menuduh semua
kelompok yang menegakkan dakwah tauhid dengan sebutan Wahabi, Italia
juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia,
bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai
kelompok yang beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka
sangat ketakutan terhadap pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab yang mengobarkan jihad melawan Imperialisme di masing-masing
negeri Islam.<br /> <br /> Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:<br /> <br />
1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama yang memutarbalikkan
kebenaran, yang hak dikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka
bahwa mendirikan bangunan dan masjid di atas kuburan, berdoa dan meminta
bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dari ajaran Islam.
Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih
dan para wali.<br /> <br /> 2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun
tidak mengetahui secara benar tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
dan dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau dari pihak
yang sentimen dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka
mencela beliau dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.<br /> <br />
3. Ada sebagian dari mereka takut kehilangan posisi dan popularitas
karena dakwah tauhid masuk wilayah mereka, yang akhirnya menumbangkan
proyek raksasa yang mereka bangun siang malam.<br /> <br /> Dan barangsiapa
ingin mengetahui secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh
Muhammad (Abdul Wahab) maka hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti
Kitab Tauhid, Kasyfu as-Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau
yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab atau Indonesia.<br /> <br />
Penulis: Ustadz Zainal Abidin, Lc. Dan Artikel ini sebelumnya
dipublikasikan oleh Koran Republika, edisi Selasa, 25 Agustus
2009.Dipublikasi ulang oleh muslim.or.id dengan penambahan beberapa
catatan kecil.<br /> <br /> <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fmuslim.or.id%2Fmanhaj%2Fwahabisme-versus-terorisme.html&h=EAQHkIQ50AQE_bU9Aj699jkq2ilZ2t8-DxtC5i7oI8S-Wyw&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://muslim.or.id/manhaj/wahabisme-versus-terorisme.html</a><br /> <br />
FATWA AL-LAKHMI DITUJUKAN KEPADA WAHABI (ABDUL WAHHAB BIN ABDURRAHMAN
BIN RUSTUM) SANG TOKOH KHAWARIJ BUKAN KEPADA SYAIKH MUHAMMAD ABDUL WAHAB<br /> <br />
Mengenai fatwa Al-Imam Al-Lakhmi yang dia mengatakan bahwa
Al-Wahhabiyyah adalah salah satu dari kelompok sesat Khawarij. Maka yg
dia maksudkan adalah Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dan
kelompoknya bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para
pengikutnya. Hal ini karena tahun wafat Al-Lakhmi adalah 478 H sedangkan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H /Juni atau
Juli 1792 M. Amatlah janggal bila ada orang yg telah wafat namun
berfatwa tentang seseorang yg hidup berabad-abad setelahnya. Adapun
Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum maka dia meninggal pada tahun
211 H. Sehingga amatlah tepat bila fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya.
Berikut Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika Utara dan fitnah
Wahhabiyyah Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa
Al-Lakhmi hubungan antara Najd dgn Andalusia dan Afrika Utara amatlah
jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan bahwa Wahhabiyyah
Khawarij yg diperingatkan Al-Lakhmi adl Wahhabiyyah Rustumiyyah bukan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. [Lihat kitab
Al-Mu’rib Fi Fatawa Ahlil Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad
Al-Wansyarisi, juz 11.]<br /> <br /> Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc. Syariah Manhaji 24 – Maret – 2006 20:20:30<br /> <br /> Perbedaan Da’wah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum Dan Da’wah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab<br /> <br /> 1.Da’wah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum (Khawarij)<br /> <br />
Khawarij adalah salah satu kelompok dari kaum muslimin yang
mengkafirkan pelaku maksiat (dosa besar), membangkang dan memberontak
terhadap pemerintah Islam, dan keluar dari jama’ah kaum muslimin.<br /> <br />
Termasuk dalam kategori Khawarij, adalah Khawarij generasi awal
(Muhakkimah Haruriyah) dan sempalan-sempalannya, seperti al-Azariqah,
ash-Shafariyyah, dan an-Najdat –ketiganya sudah lenyap– dan al-Ibadhiyah
–masih ada hingga sekarang–. Termasuk pula dalam kategori Khawarij,
adalah siapa saja yang dasar-dasar jalan hidupnya seperti mereka,
seperti Jama’ah Takfir dan Hijrah. Atas dasar ini, maka bisa saja
Khawarij muncul di sepanjang masa, bahkan betul-betul akan muncul pada
akhir zaman, seperti telah diberitakan oleh Rasulullah.<br /> <br /> “Pada
akhir zaman akan muncul suatu kaum yang usianya rata-rata masih muda dan
sedikit ilmunya. Perkataan mereka adalah sebaik-baik perkataan manusia,
namun tidaklah keimanan mereka melampaui tenggorokan Maksudnya, mereka
beriman hanya sebatas perkataan tidak sampai ke dalam hatinya – red.
Mereka terlepas dari agama; maksudnya, keluar dari ketaatan – red
sebagaimana terlepasnya anak panah dari busurnya. Maka di mana saja
kalian menjumpai mereka, bunuhlah! Karena hal itu mendapat pahala di
hari Kiamat.” (HR. Al Bukhari no. 6930, Muslim no. 1066)<br /> <br /> Lihat kelengkapannya Di sini<br /> <br /> <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Falqiyamah.wordpress.com%2F2008%2F06%2F22%2Fkhawarij-bahaya-laten-bagi-kaum-muslimin%2F&h=6AQFvedyaAQGnKBjSYt-qLCCAkt8kVRHqq7G6jZRIPurJlA&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://alqiyamah.wordpress.com/2008/06/22/khawarij-bahaya-laten-bagi-kaum-muslimin/</a><br /> <br /> 2. Da’wah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab (Ahlussunnah Wal Jama’ah)<br /> <br />
Alangkah baiknya kami paparkan terlebih dahulu penjelasan singkat
tentang hakikat dakwah yang beliau serukan. Karena hingga saat ini ‘para
musuh’ dakwah beliau masih terus membangun dinding tebal di hadapan
orang-orang awam, sehingga mereka terhalang untuk melihat hakikat dakwah
sebenarnya yang diusung oleh beliau.<br /> <br /> Syaikh berkata,<br /> <br />
“Segala puji dan karunia dari Allah, serta kekuatan hanyalah bersumber
dari-Nya. Sesungguhnya Allah ta’ala telah memberikan hidayah kepadaku
untuk menempuh jalan lurus, yaitu agama yang benar; agama Nabi Ibrahim
yang lurus, dan Nabi Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang
musyrik. Alhamdulillah aku bukanlah orang yang mengajak kepada ajaran
sufi, ajaran imam tertentu yang aku agungkan atau ajaran orang filsafat.<br /> <br />
Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya, dan
mengajak kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
telah diwasiatkan kepada seluruh umatnya. Aku berharap untuk tidak
menolak kebenaran jika datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah, para
malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang
kepada kami kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang
dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu
perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selain kebenaran.” (Kitab
ad-Durar as-Saniyyah: I/37-38).<br /> <br /> “Alhamdulillah, aku termasuk
orang yang senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang yang
mengada-adakan hal yang baru dalam agama.” (Kitab Muallafat Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab: V/36).<br /> <br /> Lihat kelengkapannya di sini<br /> <br /> <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fmuslim.or.id%2Fmanhaj%2Fbuku-putih-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-1.html&h=RAQGPVjqZAQEezj6y4AN3eEzvW3z3LfxJWhGk-lp2mH9mYw&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://muslim.or.id/manhaj/buku-putih-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-1.html</a><br /> <br /> <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fmuslim.or.id%2Fmanhaj%2Fbuku-putih-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-2.html&h=xAQGYtgsFAQHnNcdftIcwq-nk4EY2RY6OuwAq0pWZw1dFFQ&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://muslim.or.id/manhaj/buku-putih-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-2.html</a><br /> <br /> <a href="http://muslim.or.id/aqidah/inilah-aqidah-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab.html" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://muslim.or.id/aqidah/inilah-aqidah-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab.html</a><br /> <br />
Jadi ternyata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab bukan wahabi dan wahabi
bukan dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Akan tetapi Wahabi dari
Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum<br /> <br /> Demikian pula ternyata Salafy bukan wahabi dan wahabi bukan Salafy karena berbeda dalam Aqidah dan Manhaj<br /> <br /> Dan negara Kerajaan Saudi Arabia bukan negara wahabi. Akan tetapi Negara Islam yang Bermanhaj Salaf<br /> <br /> Dan Jika Kami (Salafi) Masih dituduh Wahabi maka saksikanlah kami adalah (Salafi) Wahabi yang Bermanhaj Salaf<br /> <br /> Sumber : <a href="http://bantahansalafytobat.wordpress.com/2011/03/14/perbedaan-wahabi-dan-salafy/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://bantahansalafytobat.wordpress.com/2011/03/14/perbedaan-wahabi-dan-salafy/</a></span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-58332121775910687362014-01-08T15:27:00.000-08:002014-01-08T15:27:31.599-08:00FAKTA MAULID<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXXjFIeHA47YGq1D7W_2ORU0hD7xH7UdB3G2YaZ6UiOIphD2VbcQm6zM9MTrXU3DW4Z-_eSJ5ZO2O4ec-iTbStHiYFOtKKdVgjMPTehbICtKEPfIvqb_JInrVylm3XKvMF83L1s5GxAJ-0/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXXjFIeHA47YGq1D7W_2ORU0hD7xH7UdB3G2YaZ6UiOIphD2VbcQm6zM9MTrXU3DW4Z-_eSJ5ZO2O4ec-iTbStHiYFOtKKdVgjMPTehbICtKEPfIvqb_JInrVylm3XKvMF83L1s5GxAJ-0/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> Seorang penceramah berkata dalam perayaan maulid :<br /> <br />
"Melalui peringatan Maulid Nabi Muhammad, marilah kita jadikan
peringatan ini sebagai momentum untuk senantiasa meneladani
sunnah-sunnah Nabi Muhammad..."<br /> <br /> Jama'ah : "ustadz, maap menyela dikit. Mau tanya, apa betul peringatan Maulid Nabi ntu sunnah Rosul..??"<br /> <br /> Penceramah : "Ya bukan seh. Tapi kan ini baik (hasanah) pak.."<br /> <br />
Jama'ah : "Tapi ustadz tadi bilang kalo Melalui peringatan Maulid Nabi
Muhammad, marilah kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk
senantiasa meneladani sunnah-sunnah Nabi Muhammad, tapi kata ustadz
Maulid Nabi bukan sunnah Rosul. Mau meneladani sunnah yang mana ustadz,
lha wong sampean justru demen yang bukan sunnah Rosul. Ah ustadz nih,
gak konsisten.."<br /> <br /> Penceramah : "Tuink tuink.."<br /> <br /> _______________<a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fkhansa.heck.in%2Ffakta-maulid.xhtml&h=bAQHeeEgYAQHFIvQFV8tXLYobPdmIyufBWpmZAMFFmK13RQ&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://khansa.heck.in/fakta-maulid.xhtml</a><br /> <br /> FAKTA MAULID :<br /> <br />
[1] Ketika kita memperbincangkan masalah Maulid, antara pro, kontra,
dan tawaqquf [no pro no kontra just nyimax], biasanya ada yang nyeletuk :<br /> <br /> "Hare gene masih ributin Maulid ?? Hadeehh...."<br /> <br />
Padahal.. Yang ribut atau yang paling ribut atau yang tukang ribut
adalah teman-teman yang Maulid-an, terutama di Kuburan Keramat..<br /> <br /> [2] Maulid itu, sekali lagi, adalah bid'ah hasanah !! (kata mereka).<br /> <br /> Bid'ah = Mengada-ada dalam agama = Jelek<br /> Hasanah = Bagus<br /> <br /> Jelek tapi bagus ?? Kontradiktif, gak ??<br /> <br /> Nah.. Biar tidak berbenturan, kita simpulkan bahwa :<br /> <br /> Bid'ah Hasanah = Jelek Yang Dibagus-bagusi<br /> <br />
Jadi : "Maulid Nabi adalah kejelekan yang dibagus-bagusi, atau yang
dianggap bagus atau YANG BISA DIGANTI namanya supaya terkesan bagus."<br /> <br />
[3] Maulid itu menciptakan 'keberkahan' tersendiri. Dan ini relatif
menguntungkan bagi para penjual kopiah, biji tasbih, CD, dan peniaga
lainnya. Tapi, yang paling diuntungkan tentu saja para pebisnis
religius, baik itu ustadz / habib / kyai / ulama yang menjadikan Maulid
ladang meraup keuntungan finansial atau pamor, baik dengan cara menitip
nomor rekening, atau menggelar acara yang requiring sumbangan atau infaq
[baca: iuran faqsa] bagi pengikutnya..<br /> <br /> Tak ketinggalan.. Juga
para penjaga kuburan keramat. Mereka akan gagah di malam Maulid-an.
Sebentar lagi duit mengalir deras. Kalau perlu, main tipu-tipu sedikit,
baik dengan cara menaruh kendi, bejana, atau semacamnya berisi air
kembang, mengklaim keberkahan, atau jualan kitab kecil wiridan yang
dibisniskan. Berkah, bukan ??<br /> <br /> [4] Maulid itu bahasa ndeso-nya :
"BIRTHDAY". Demi Birthday, banyak yang rela safar, bahkan sampai jauh
gak masalah.. Tapi, demi shalat jama'ah yang jelas diperintahkan,
sedikit sekali. Memang.. Kalau yang namanya bid'ah terangkat, sunnah
bakal turun.. Bahkan yang wajib pun tak jarang ikutan turun..<br /> <br /> Maulid ?? Napa gak pakai lilin sekalian ?? Nanti jam 12 malam tiup lilin bareng2.. Kan BIRTHDAY ??<br /> <br />
[5] Tidak dipungkiri lagi, bahwa mafsadat dan madharat banyak sekali
terkandung dalam perayaan Maulid. Tapi, masa bodoh lah dengan yang
namanya bid'ah, syirik, tasyabuh, khurafat, dan lainnya. Yang penting :
having fun, bisa keluar rumah, rame-rame nongkrong, makan-makan, dan
tentu saja : "Cinta Nabi"<br /> <br /> Cinta Nabi ????<br /> <br /> Cinta Nabi
tapi ternyata tidak cinta sunnah Nabi. Saking cintanya terhadap Nabi,
dan tidak cintanya pada sunnah Nabi, akhirnya melakukan bid'ah hasanah..<br /> <br /> [6] Dalih Nabi berpuasa hari Senin, dikatakan sebagai perayaan hari kelahiran Nabi. Emeng keseng !!<br /> <br /> Lucunya :<br /> <br /> a. Kawan-kawan pro-Maulid tidak pernah menyinggung masalah puasa Senin-Kamis..<br /> <br /> b. Kenapa tidak pada Maulid-an setiap hari Senin ?? Kok cuma setahun sekali ?? Hayooo kenapa ??<br /> <br /> Oh iya, saya lupa, namanya juga Hari Ulang Tahun. <br /> <br /> [7] Dikatakan, kita yang mempermasalahkan Maulid dan bid'ah, adalah pemecah belah !!<br /> <br /> Padahal.. Ada "teori" begini :<br /> <br /> "Sesuatu yang asalnya mulus, pecah disebabkan kedatangan sesuatu yang memecahkannya setelah kemulusannya."<br /> <br />
Syariat Islam asalnya mulus dan murni.. Lalu datanglah bid'ah yang
menggores kemulusannya. Pelaku bid'ah lah yang menjadikannya tergores
dan terpecah-belah..<br /> <br /> Syariat Islam asalnya tidak mengenal
perayaan Maulid Nabi. Lalu.. Latanglah Maulid Nabi, sesuatu yang baru.
Dengan kedatangannya, protes di sana-sini. Disebabkan Maulid, perpecahan
terjadi..<br /> <br /> Nah lho.. Siapa sebenernya yang pemecah belah ????<br /> <br /> [8] Jika satu keburukan dilakukan, ditakutkan bercabang dan melahirkan keburukan baru. Dan itulah yang terjadi pada Maulid..<br /> <br /> Maulid itu buruk.. eehh... Hasanah dink Lalu tumbuhlah amalan-amalan baru lainnya :<br /> <br /> Seperti wiridan bareng2, bahkan seringnya di depan kuburan keramat..<br /> <br /> Karena tidak puas wiridan di atas tanah dan tikar, akhirnya kuburannya dibuat seperti kamar pengantin dan berlantai kinclong..<br /> <br /> Tidak puas hanya wiridan bareng2, didatangkanlah gendang dan rebana..<br /> <br /> Tidak puas dengan itu, dibawalah speaker dan sound system..<br /> <br /> Tak puas dengan musiknya, lalu ditambah badan goyang2, joget2..<br /> <br /> Tidak puas dengan itu, lama-lama saya yakin :<br /> <br /> Kalian bisa jadi akan jadi seperti orang gila..<br /> <br /> Dan bukan sebuah hot news jika seorang sufi bertingkah selayaknya orang gila dan kehilangan akal..<br /> <br /> Bahkan Al-Imam Asy-Syafi’i mengatakan :<br /> <br />
"Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang
telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali
akalnya." (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i 9 hal.
13-15)<br /> <br /> Baca disini ttg apa kata para ulama ttg sufi : <a href="http://khansa.heck.in/celaan-para-ulama-terhadap-shufiyah.xhtml" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://khansa.heck.in/celaan-para-ulama-terhadap-shufiyah.xhtml</a><br /> <br />
[9] Sebagian peraya Maulid tidak tahu apa-apa.. Sebagian tidak mau tahu
apa-apa.. Sebagian tahu tapi berkata : "Trus.. Lo mau apa ??" Sebagian
sudah tahu tapi tak peduli apa-apa.. Dan semoga Allah memberi petunjuk
pada semuanya, tak terkecuali kita..<br /> <br /> [10] Maulid itu adalah
bentuk Natal dengan cover Islami. Jikalau Natal dinamai Maulid, maka
sah-sah saja. Atau bahkan nama Maulid lebih cocok untuk Natal. Karena
keduanya sama-sama :<br /> <br /> "Memperingati/merayakan Hari Lahir Nabi"<br /> <br />
Lucunya, sebagian ulama tarikh [sejarah] tidak menyatakan Nabi lahir
tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Dan... Beliau wafat kapan, btw ?? Baca ini : <a href="http://khansa.heck.in/maulid-nabi-merayakan-kelahiran-atau-kem.xhtml" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://khansa.heck.in/maulid-nabi-merayakan-kelahiran-atau-kem.xhtml</a><br /> <br /> Maulid itu adalah bentuk Natal dengan cover Islami. Masalah buat umat Islam ?? MASALAH<br /> <br /> Wallahu Ta'ala A'lam Bish showaab..</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-72762898276725584522014-01-07T20:35:00.000-08:002014-01-07T20:35:41.057-08:00JIKA DIA MENINGGALKANMU<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGfP1gwxLeTsyyTh2sr3PJ2fn7A37RMnvzjyMMpTORGWVjI7TxbNf-ADNMe6607IXH8Y3mfpaNrjFwiNWLmwc1NSnD0QdbymgXlTVDzm2q6076JJv0Y-W1QK8Nrg9Gy7njOGM9XEzFcxx/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGfP1gwxLeTsyyTh2sr3PJ2fn7A37RMnvzjyMMpTORGWVjI7TxbNf-ADNMe6607IXH8Y3mfpaNrjFwiNWLmwc1NSnD0QdbymgXlTVDzm2q6076JJv0Y-W1QK8Nrg9Gy7njOGM9XEzFcxx/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"></span></span><br /> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> Bila orang yang mencintaimu memutuskan untuk pergi meninggalkan dirimu dan engkau tau kepergiannya untuk orang lain.</span></span> <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
BERSYUKURLAH karena akan datang orang lain yang cintanya lebih besar
dari dia yang dulu mencintaimu dan memutuskan pergi darimu.<span class="text_exposed_show"><br /> <br /> IKHLASKANLAH karena meski di hadapanmu dia sudah baik tapi belum tentu dia yang TERBAIK untukmu.<br /> <br />
BERSABARLAH kerana yang sempurna dari yang tersempurna akan dihadirkan
untukmu yaitu orang yang memang ditakdirkan untukmu dengan izin Allah.<br /> <br />
HENTIKAN TANGISMU karena tahukah ketika engkau menangisinya? Dia sedang
berada dipelukan orang yang ia pilih menjadi pendampingnya dan
sesungguhnya air matamu bukanlah untuk orang yang tepat air matamu jatuh
sia-sia bukan?<br /> <br /> SEMANGATLAH menantikan dia yang memang baik
bukan hanya di hadapanmu tapi juga baik di hadapan ALLAH AZZA WA JALLA
yang akan membangun puing-puing kehancuran hatimu .<br /> <br /> By: Ust. Hizbul Majid Al-Jawi</span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span class="text_exposed_show">muslim.or.id </span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-40279873622905387772014-01-07T20:26:00.003-08:002014-01-07T20:27:32.261-08:00DAFTAR RANGKAIAN NAMA ISLAMI ANAK LAKI-LAKI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Jib4PkwW6H7FQYI1O5egVBCHnSzkntunJ9vkBt6AOdkBP2uyX8lf628GA-uVsJb_725z9-PIdAyhOTRY5DU96plVKCM8G4pOGe5xw3ZW-XgWlWI-fnf6DsEY24wmXhlWumkg_0CIKl3V/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Jib4PkwW6H7FQYI1O5egVBCHnSzkntunJ9vkBt6AOdkBP2uyX8lf628GA-uVsJb_725z9-PIdAyhOTRY5DU96plVKCM8G4pOGe5xw3ZW-XgWlWI-fnf6DsEY24wmXhlWumkg_0CIKl3V/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
1. ABBAD NAILUN NABHAN<br />
Laki-laki yang tekun beribadah dan mendapatkan kemuliaan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a> </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2. ABDU ARIQIN HALIM<br />
Seorang hamba yang berbudi baik dan lembut<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3. ABDUH HUBBU SYARIF<br />
Hamba Allah yang mencintai kemuliaan<br />
-<br />
4. ABDUL LATIF ABBASY<br />
Hamba Allah yang lembut dan rajin berusaha<br />
-<br />
5. ABU DZAR AL-GHIFARI<br />
Anak laki-laki yang selalu memaafkan bagaikan debu yang beterbangan<br />
-<br />
6. ADLIE FAIRUZ<br />
Anak laki-laki yang adil semulia batu piruz<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
7. AFFAN NUR MAJID<br />
Pendaki cahaya kemuliaan<br />
-<br />
8. AFIF FIRDAUS<br />
Laki-laki yang menjaga kesucian diri semoga menjadi penghuni Surga Firdaus<br />
-<br />
9. AFIF KHALAF FAITH<br />
Anak baik yang memiliki harga diri seperti pemimpin<br />
-<br />
10. AHMAD GHOZALI KHAIRI<br />
Prajurit yang terpuji dan memiliki kebaikan<br />
-<br />
11. AKHDAN LATIF AZIZAN<br />
Sahabat yang lembut dan mulia<br />
-<br />
12. AKMAL LATHIF KHALIFAH<br />
Pemimpin yang sempurna dan lembut<br />
-<br />
13. ALFIAN RIZQIE MUTHA<br />
Seribu rezeki yang didermakan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
14. ALIF ZIYAD<br />
Lembut dan ramah adalah suatu kelebihan<br />
-<br />
15. ALIM RIZQI ZUHDI<br />
Rendah hati dan suka memberi ilmu<br />
-<br />
16. ARIEF FAITH GHAFAR<br />
Pemimpin yang bijaksana dan suka memaafkan<br />
-<br />
17. ARIFIN FARHAN RAIF<br />
Sang penyayang adalah orang yang bijaksana dan gembira<br />
-<br />
18. ARKAN SAID RAMADHAN<br />
Bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan kebahagiaan<br />
-<br />
19. ASYAM ARIFIN<br />
Pemimpin mulia adalah orang yang bijaksana<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
20. ASYRAF RASYID QUTHB<br />
Pemimpin yang mendapatkan petunjuk lebih mulia<br />
-<br />
21. ATAYA RAFIQ<br />
Hadiah, petunjuk dari teman akrab<br />
-<br />
22. ATHA RASYID RIZQI<br />
Kebaikan yang memberikan kita petunjuk<br />
-<br />
23. AUFA RIJAL RAIS<br />
Anak laiki-laki yang tepat untuk menjadi pemimipin<br />
-<br />
24. AZIZUL RASYAD<br />
Petunjuk yang kuat<br />
-<br />
25. AZMI HAIL<br />
Keteguhan hati yg luar biasa<br />
-<br />
26. BADAR TAMIM<br />
Bulan purnama yang memiliki daya cipta sempurna</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
27. BADRANI WASIM<br />
Dua bulan purnama yang rupawan<br />
-<br />
28. BADY RAMADHAN<br />
Bulan ramadhan yang terlihat nyata<br />
-<br />
29. BAHIR BATHLATHUN EL-BASIL<br />
Pemuda rupawan dan pahlawan yang pemberani<br />
-<br />
30. BAHIR SHIRAJ ADDIEN<br />
Pelita agama yang bersinar terang<br />
-<br />
31. BAHTIAR JEFRY HUSNI<br />
Tanah perdamaian yang kaya dan indah<br />
-<br />
32. BAIT AL-QARIS QURRATAAIN<br />
Rumah yang sangat sejuk dan sedap dipandang mata<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
33. BAKRIE MUNIR JAUHAR<br />
Permata yang bersinar di pagi hari<br />
-<br />
34. BANI KHAFID<br />
Keturunan laki-laki penghafal Al-Qur’an<br />
-<br />
35. BANU MIBRAS NAUFAL<br />
Putra pemberani dan dermawan<br />
-<br />
36. BARIE GHANDUR HABIBULLAH<br />
Pemuda tampan dan cerdas kekasih Allah<br />
-<br />
37. BARIQ KHALAF MAHDY<br />
Anak yang baik yang mendapat hidayah dan cahaya<br />
-<br />
38. BASAM ADIS MAAJID<br />
Senyuman anak laki-laki yang mulia<br />
-<br />
39. BUKHARI JAWAD KAMIL<br />
Anak laki-laki yang pemurah dan sempurna seperti Imam Bukhari sang perawi Hadits</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
40. BURHAN SHABIR SHABRI<br />
Orang yang tabah dalam menghadapi rintangan adalah bukti kesabaran<br />
-<br />
41. BUSTAN EL-RAIHAN MAHFUZH<br />
Pohon yang wangi dan terpelihara di taman<br />
-<br />
42. DAFFA IBNU HAFIDZ<br />
Anak laki-laki yang memelihara sesuatu dan memiliki pertahanan diri<br />
-<br />
43. DAHLAN ZAINUL ARIFIN<br />
Orang yang baik, bijaksana dan memiliki kelebihan<br />
-<br />
44. DAI RIJAL EL-RAFIF<br />
Anak laki-laki pejuang dakwah yang berakhlak baik<br />
-<br />
45. DANY FAYYADHI ZHAFAR<br />
Orang yang dekat dengan kemenangan yang mulia<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
46. DARIS TAMIM SADAD<br />
Pelajar yang memiliki daya cipta yang sempurna dan bertindak tepat<br />
-<br />
47. DARU SYARIF FIRDAUS<br />
Orang yang terhormat dan mulia memiliki tempat yang damai di surga<br />
-<br />
48. DARY MUHADZDZIB<br />
Orang yang bijaksana dan memiliki akhlak terpuji<br />
-<br />
49. DHAWY TAJUDDIN SAFAR<br />
Mahkota agama yang bersinar di bulan Safar<br />
-<br />
50. DHIRGHAM HAIDAR ARHAB<br />
Singa pemberani yang berfikir tajam<br />
-<br />
51. DZAKIR KHAFADI<br />
Penghafal Al-Qur'an yang memiliki daya ingat kuat<br />
-<br />
52. DZAKWAN TAJUSA<br />
Mahkota segala raja yang harum semerbak</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
53. DZAKY ALMAIR JAMIL<br />
Pangeran yang tampan dan cerdas<br />
-<br />
54. FAAL HASAN ISMAM<br />
Suami setia yang tampan dan suka bekerja<br />
-<br />
55. FADHIL SAADI ZAHID<br />
Anak laki-laki yang mulia, bijaksana dan rendah hati<br />
-<br />
56. FADHIL YAQDAN NASRULLAH<br />
Orang yang terjaga kebaikannya akan mendapat pertolongan Allah<br />
-<br />
57. FADHIL YAQDAN NASRULLAH<br />
Orang yang terjaga kebaikannya akan mendapat pertolongan Allah<br />
-<br />
58. FAHMI AMMAR<br />
Anak laki-laki yang memiliki pemahaman dan keimanan yang kuat<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
59. FAIRUZ EL-BAHRIE IZDIHAR<br />
Sungai permata yang berkilau<br />
-<br />
60. FAISAL KHALIL<br />
Sahabat yang dapat dipercaya sebagai pemisah yang benar dan yang salah<br />
-<br />
61. FAITH SYUJA RUSYDI<br />
Pemimpin pemberani yang menunjukan jalan yang lurus<br />
-<br />
62. FAIZ JUNAIDI<br />
Tentara yang menang<br />
-<br />
63. FAKHRIE ZHAFRAN KHAIRY<br />
Kebanggaan orang yang menang dalam kebaikan<br />
-<br />
64. FALAH ASSAHIB RAHMAT<br />
Teman yang beruntung dan mendapat kasih sayang Allah<br />
-<br />
65. FAQIH KHAIRY RAHMAN<br />
Ahli fiqih yang banyak memiliki kebaikan dan kasih sayang</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
66. FARID ATALLAH<br />
Karunia Allah yang tidak ada bandingnya<br />
-<br />
67. FATHAN AL-MAISAN ZHAFAR<br />
Bintang pembuka kemenangan<br />
-<br />
68. FAYI RIJAL SHABUHA<br />
Laki-laki yang harum wajahnya berseri-seri<br />
-<br />
69. FIKRI NAKHLA RAFIE<br />
Orang besar dan pandai yang memiliki cita-cita tinggi<br />
-<br />
70. GHAFAR ARIEF<br />
anak laki-laki yang suka memaafkan dan bijaksana<br />
-<br />
71. GHALY SAAD RIFAI<br />
Anak laki-laki yang berharga, bijaksana dan tinggi martabatnya<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
72. GHANY YAZID KHAIRY<br />
Kekayaan yang semakin bertambah adalah kebaikan<br />
-<br />
73. GHAZALY DZAKIR<br />
Daya ingat yang kuat secepat kijang<br />
-<br />
74. GHAZY GHALIBIE<br />
Prajurit yang menang<br />
-<br />
75. GHUFRON SAJADI TAISIR<br />
Anak laki-laki yang bersujud kepada Allah mendapat pengampunan dan kemudahan<br />
-<br />
76. HAFIDZ RAFIE RABBANI<br />
Kedudukan tinggi yang terpelihara karena Allah semata<br />
-<br />
77. HAIDAR SAADI<br />
Singa yang bijaksana<br />
-<br />
78. HAIL QURUNUL BAHRI<br />
Mutiara laut yang luar biasa</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
79. HAMDANI KHAFIE NAJIH<br />
Pujian yang tersembunyi sebagai anugerah sebuah petunjuk<br />
-<br />
80. HANIF ABBAD<br />
Muslim yang teguh dan tekun beribadah<br />
-<br />
81. HARIS ATHA<br />
Kerinduan adalah sebuah anugerah<br />
-<br />
82. HARUN ABDURRAHMAN<br />
Semoga seperti Nabi Harun hamba dari Allah yang maha pengasih<br />
-<br />
83. HAUZAN IRHAB NABIL<br />
Manusia yang berfikir tajam dan terhormat<br />
-<br />
84. HAZIM ZHAFRAN<br />
Orang yang menang adalah yang berkemauan keras<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
85. HELMI YAQDHAN<br />
Orang yang sabar dan berakal dan selalu terjaga<br />
-<br />
86. HILAL ABIYU JAMAIL<br />
Bulan sabit yang indah dan mulia<br />
-<br />
87. HUDA MAHDY ASSAJID<br />
Orang yang bersujud kepada Allah akan mendapat hidayah dan petunjuk<br />
-<br />
88. HUMAM ZADA<br />
Anak laki-laki yang pemberani dan beruntung<br />
-<br />
89. IFAT AS-SYARIF<br />
Orang yang terhormat dan mulia yang senantiasa menjaga diri<br />
-<br />
90. IHSAN JALALUDDIN<br />
Kebajikan dan keluhuran agama<br />
-<br />
91. IKHWAN MARUF YAFIE<br />
Laki-laki baik yang tinggi dan terhormat</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
92. ILHAM AYADI<br />
Isyarat yang baik dari sesuatu yang dapat menguatkan<br />
-<br />
93. IMRAN MAMUN<br />
Pemimpin yang dipercaya<br />
-<br />
94. IQBAL ARKAB GHAFUR<br />
Anak laki-laki yang sejahtera dan memiliki hati yang lapang serta suka memaafkan<br />
-<br />
95. IRFAN YUSRAN<br />
anak laki-laki yang memiliki pengetahuan dan kekayaan<br />
-<br />
96. ISMAT YAQDHAN<br />
Anak laki-laki yang terjaga kekuatannya untuk mejauhi maksiat<br />
-<br />
97. ISTADZ MUNIB<br />
Guru yang berada di jalan Allah<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
98. ISTAHAL NAKHLAN RAKANI<br />
Bagian yang dikehendaki orang besar dan pandai adalah kemuliaan<br />
-<br />
99. ITAF ZAHRANI<br />
Pedang yang berkilau<br />
-<br />
100. IZAZ SYAKIB<br />
Kecintaan yang memberikan kebaikan<br />
-<br />
101. IZAZ SYAKIR TABLIG<br />
Kecintaan dan rasa syukur seseorang dengan mensyiarkan Islam<br />
-<br />
102. JABAR ASYAMIE<br />
Pemimpin mulia yang memiliki kekuatan dan kekuasan<br />
-<br />
103. JABIR FAKHRUDDIN<br />
Pembaharu yang agung sebagai kebanggaan agama<br />
-<br />
104. JAFAR SHAFWAN FIRDAUS<br />
Bagaikan sungai yang jernih di surga Firdaus</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
105. JALIL SYARIF FAWWAZI<br />
Laki-laki terhormat yang memiliki kekuasaan besar dan keberuntungan<br />
-<br />
106. JAMAL JAWAHIR<br />
Permata-permata yang indah<br />
-<br />
107. JAMALUDDIN FARID<br />
Keindahan agama yang tidak ada bandingnya<br />
-<br />
108. JAMHURI TSAQIEB<br />
Ilmuan yang cerdas<br />
-<br />
109. JAMIL ALAWI QODAMA<br />
Semoga seperti keturunan Ali bin abi Thalib yang tampan dan pemberani<br />
-<br />
110. JAWAD KHALAF HUBBAN<br />
Anak baik yang pemurah dan penuh cinta kasih<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
111. JAWAHIR BARRAQ ASYRAF<br />
Permata-permata yang lebih mulia dan berkilauan<br />
-<br />
112. JUNAID ASLAM<br />
Tentara yang selamat<br />
-<br />
113. JUNAID MAULANA RAFIF<br />
Tentara yang dihormati karena berakhlak baik<br />
-<br />
114. KAFIE EL-AZZAM<br />
Kemauan kuat yang sempurna<br />
-<br />
115. KAMAL IZZUDDIN BAHAR<br />
Kesempurnaan dan kemulian agama yang berkilauan<br />
-<br />
116. KAMIL AHSAN EL-JUNDI<br />
Prajurit yang sempurna kebaikannya<br />
-<br />
117. KAMIL MUHYIDDIN<br />
Anak laki-laki yang sempurna menghidupkan agama</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
118. KAZHIM ZAINAL ARIEF<br />
Orang yang dapat mengekang amarah, baik dan bijaksana<br />
-<br />
119. KHAFID NUMAN RIFAI<br />
Laki-laki penghafal Al Qur’an sebagai anugerah hidup yang tinggi<br />
-<br />
120. KHALIL ZAYAN<br />
Sahabat yang dapat dipercaya sangat elok wajahnya<br />
-<br />
121. KHALIQ JUNAIDI AKMAL<br />
Pencipta prajurit yang lebih sempurna<br />
-<br />
122. KHALIQ NAJAMUDDIN ZUHDI<br />
Bintang agama yang menciptakan kerendahan hati<br />
-<br />
123. KHASYI SALAHUDDIN<br />
Laki-laki yang khusyu dalam sholat dan menegakkan tiang agama<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
124. KHATAM LAAL BARRAQIE<br />
Cincin intan berwarna merah yang berkilauan<br />
-<br />
125. KHIAR KHATAM RAMADHAN<br />
Kebaikan yang diterima di penghujung bulan Ramadhan<br />
-<br />
126. KHIAR NABHAN AL-QUDS<br />
Laki-laki baik yang mulia dan suci<br />
-<br />
127. LAMYA NAJMU ADDIEN<br />
Laki-laki yang berkilau bagaikan bintang agama<br />
-<br />
128. LATHIEF AKMAL EL-AZZAM<br />
Laki-laki yang memiliki kelembutan dan kemauan kuat yang lebih sempurna<br />
-<br />
129. LUAY AKHDAN MAHFUDZ<br />
Kekuatan seorang sahabat yang terpelihara<br />
-<br />
130. LUQMAN HAKIM AYYASI<br />
Mudah mudahan seperti Luqman yang bijaksana dan berumur panjang</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
131. LUTHFIE SAKHI ZAIDAN<br />
Laki-laki lembut yang murah hati dan memiliki banyak kelebihan<br />
-<br />
132. MAHBUB JUNAIDI<br />
Prajurit yang dicintai<br />
-<br />
133. MAJDI BADRANI<br />
Kemuliaan dua bulan purnama<br />
-<br />
134. MAJID FAKHRUDDIN<br />
Anak laki-laki yang berbudi luhur yang merupakan kebanggaan agama<br />
-<br />
135. MALKA SYARIEF FIRDAUS<br />
Tempat bertemunya orang yang mulia dan terhormat adalah di surga Firdaus<br />
-<br />
136. MIRZA UKAIL<br />
Anak laki-laki yang baik dan pandai<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
137. MUHAMI YAFI<br />
Pengacara yang tinggi dan terhormat<br />
-<br />
138. MUHSIN TAMAM<br />
Laki-laki yang berbuat kebaikan dengan sempurna<br />
-<br />
139. MUNADHIL ISMAN HALIM<br />
Suami setia yang menolong dengan penuh kelembutan dan kesabaran<br />
-<br />
140. NABHAN ZULFADHLI<br />
Anak laki-laki yang mulia dan mempunyai banyak kelebihan<br />
-<br />
141. NABIHAN KHALIQ<br />
Anak laki-laki yang mulia dan kreatif<br />
-<br />
142. NABIL FAYADH<br />
Anak laki-laki yang cerdik dan murah hati<br />
-<br />
143. NAJDAT ALTAMIS<br />
Panglima yang pemberani</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
144. NAUFAL AFKAR<br />
Anak laki-laki yang dermawan dan bijak<br />
-<br />
145. NAWAF SYIHABUDDIN YAFIQ<br />
Bintang Agama yang tinggi dan mulia<br />
-<br />
146. NAZRAN SAADUDDIN<br />
Visi agama yang membahagiakan<br />
-<br />
147. NIYAZ KHALIL<br />
Harapan dari seorang sahabat<br />
-<br />
148. NURHAN AFKAR FADHIL<br />
Cahaya raja yang bijak dan utama<br />
-<br />
149. NUWAIR BADRUN<br />
Anak laki-laki yang bagaikan cahaya bulan purnama<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
150. QAID JAMAIL<br />
Panglima perang yang tampan<br />
-<br />
151. QARY AHNAF<br />
Pembaca Al-Qur'an yang memiliki keteguhan iman yang lebih<br />
-<br />
152. QINDI IZZATUL MUNAWWIR<br />
Pelita kemuliaan yang bersinar<br />
-<br />
153. QOWIYYAN AMIN<br />
Ank laki-laki yang kuat dan terpercaya<br />
-<br />
154. QUTHBIE ZAYAN<br />
Pemimipin yang sangat elok wajahnya<br />
-<br />
155. RAFIE AHMAD<br />
Anak laki-laki yang memiliki kedudukan yang tinggi dan terpuji<br />
-<br />
156. RAFIQI HAMLAN<br />
Sahabat yang mandiri</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
157. RAID KHADIM SHALIHAN<br />
Pemimpin sukarelawan yang baik<br />
-<br />
158. RAIF ANAQIE<br />
Sang penyayang yang indah menawan hati<br />
-<br />
159. RAIHAN MAWARDI KHALIS<br />
Air mawarku yang wangi dan suci<br />
-<br />
160. RAMADHAN AHNAF<br />
Bulan Ramadhan yang penuh dengan keteguhan iman<br />
-<br />
161. RAZIQ HANAN<br />
Anak laki-laki yang murah rizeki dan dikasihi Allah<br />
-<br />
162. RIFQIE NADIM UKAIL<br />
Sahabat yang lemah lembut dan pintar<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
163. RIYAD JINAN FAYI<br />
Taman Surga yang wangi<br />
-<br />
164. RUZAIN ANWAR<br />
Tempat yang tentram dan bercahaya<br />
-<br />
165. SABIQ EL-FATHIN<br />
Anak laki-laki cerdas yang terdepan<br />
-<br />
166. SABQIE HAMZAH AZIB<br />
Keutamaanku adalah kebijaksanaan dan kesabaran<br />
-<br />
167. SAFARAZ AKMA FADHIL<br />
Anak laki-laki yang terhormat sebagai pemimpin yang mulia<br />
-<br />
168. SAFWAN HASNAWI<br />
Anak laki-laki dari keturunan mulia yang bersih dan penuh keikhlasan<br />
-<br />
169. SAHLAN IMRAN JAZLI<br />
Anak laki-laki yang memiliki kemudahan budi bahasa dan fasih</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
170. SAID KHAIRUL IKHWAN<br />
Anak laki-laki yang bahagia adalah saudara yang baik<br />
-<br />
171. SAIFUL HADZIQ AFIF<br />
Anak laki yang memiliki kecerdasan yang tajam dan senantiasa menjaga kesucian diri<br />
-<br />
172. SAIFULLAH MUHAIMIN<br />
Pedang Allah yang menjaga dan memelihara<br />
-<br />
173. SAKHI KAFIL HUSAIN<br />
Majikan yang murah hati dan baik<br />
-<br />
174. SHALAHUDDIN WADI<br />
Kebaikan agama yang menentramkan<br />
-<br />
175. SYABIL ZUNNURAIN<br />
Bintang yang mempunyai dua cahaya<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
176. SYABILUL HADDAD MUNIR<br />
Lautan bintang yang bercahaya<br />
-<br />
177. SYAFI ASSYAUQIE<br />
Anak laki-laki pengobat rindu<br />
-<br />
178. SYAFIQ KHAIRY NASYWAN<br />
Anak laki-laki penyayang yang baik dan gembira<br />
-<br />
179. SYAHMI EL-JUNDI BAHAA<br />
Prajurit yang berani dan elegan<br />
-<br />
180. SYAMSI NUR HIDAYAT<br />
Matahariku cahaya petunjuk<br />
-<br />
181. SYAMSUDDIN SYARIF<br />
Matahari agama yang mulia<br />
-<br />
182. SYAMSUL BAHRI ALAFA<br />
Lautan matahari yang mendamaikan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
183. SYUKRAN ANNAFI<br />
Keyukuran yang memberikan manfaat<br />
-<br />
184. SYUKRIE ATALLAH SHAHIH<br />
Ksyukuranku sebagai karunia Allah yang sempurna<br />
-<br />
185. TAHFIZ ILMAN KHATAB<br />
Ahli pidato yang hafal akan ilmu<br />
-<br />
186. TAHSIN AGHA AFKAR<br />
Anak laki-laki pemimpin yang mampu melakukan perubahan kebijakan<br />
-<br />
187. THARIQ ANWAR KARIM<br />
Bintang fajar yang memancarkan cahaya kemuliaan<br />
-<br />
188. TSABIT HASNAIN HAMLAN<br />
Dua kebaikan yang kokoh dan berdiri sendiri<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
189. TSAMIN FARID ADDIN<br />
Permata agama yang sangat bernilai<br />
-<br />
190. TSANY ASMAR BANU<br />
Putra kedua yang hitam manis<br />
-<br />
191. TUFAIL HARIRI JADID<br />
Kain suteraku yang lembut dan baik<br />
-<br />
192. UKASYA ALIF<br />
Laba-laba yang lembut dan ramah<br />
-<br />
193. ULWAN ASSYAKUR FAWWAZ<br />
Anak laki-laki yang memiliki rasa syukur yang tinggi akan selalu beruntung<br />
-<br />
194. UMAR MUSLIM FAWWAZ<br />
Pemimpin muslim yang selalu beruntung<br />
-<br />
195. UMRAN SAID FAUZAN<br />
Anak laki-laki yang tumbuh dengan penuh kebahagiaan dan kemenangan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
196. USAID DAFFA NAJID<br />
Singa kecil penjaga yang gagah berani<br />
-<br />
197. USYAIR FAHMI AHSAN<br />
Suami yang pengertian dan baik hati<br />
-<br />
198. WABIL TAMAM ASSADIQ<br />
Anak laki-laki pemurah yang sempurna dan tulus dalam setiap ucapannya<br />
-<br />
199. WAFRIE BANU AKMAL<br />
Kekayaanku adalah anak yang sempurna<br />
-<br />
200. WAHAB ABDULLAH NAFI<br />
Pemberian Hamba Allah yang bermanfaat<br />
-<br />
201. WAHID HUMAM HABIBIE<br />
Singa pertama kesayanganku<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
202. WAHNAN AMIN<br />
Anak laki-laki yang mudah untuk dipercaya<br />
-<br />
203. WALI ADDIN KHALID<br />
Pembela agama yang setia<br />
-<br />
204. WALID RIJAL SABAT<br />
Anak laki-laki yang dilahirkan di hari ke tujuh<br />
-<br />
205. WALIDAN AMIN<br />
Anak laki-laki yang dapat dipercaya<br />
-<br />
206. WARDIE MABKHUT<br />
Bunga mawarku yang penuh dengan keberuntungan<br />
-<br />
207. WASHIF EL-HAMAM<br />
Anak laki-laki yang memiliki karakter yang unik dan ambisi yang kuat<br />
-<br />
208. WAZIFUL KHALIL<br />
Anak laki-laki kesayangan yang tekun dan gigih</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
209. WAZNI HAKAM<br />
Haikim bijaksana yang menimbang secara adil<br />
-<br />
210. YAALA FARID BAHAR<br />
Kemuliaan batu permata yang berkilau<br />
-<br />
211. YAFIQ ANNADIM RAFIF<br />
Pendamping yang mulia dan berakhlak baik<br />
-<br />
212. YAQDHAN RAKHA ASSAID<br />
Anak laki-laki waspada yang memiliki kehidupan yang enak dan bahagia<br />
-<br />
213. YASYKUR ARIEF<br />
Anak laki-laki yang pandai bersyukur dan bijaksana<br />
-<br />
214. YAZDAN SHAHIB RAKI<br />
Belas kasih sahabat yang menundukkan kepala<br />
-</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
215. YAZID SYARIEF UMRAN<br />
Anak laki-laki yang bertambah mulia dan makmur<br />
-<br />
216. ZAHRAN SHABIR<br />
Indahnya kesabaran<br />
-<br />
217. ZAHWAN SAID MUSLIM<br />
Anak laki-laki yang bangga dan bahagian menjadi muslim<br />
-<br />
218. ZAMIL SAIDAN KHALID<br />
Orang yang berjalan cepat menuju kebahagiaan yang kekal<br />
-<br />
219. ZIKRIE YAZID BARA<br />
Zikirku yang menambah ketaatan<br />
-<br />
220. ZUBAIR MALIK ANNAJMI<br />
Raja bintang yang gagah perkasa<br />
-<br />
221. ZULFADHLI FAYYADH<br />
Anak laki-laki dermawan yang mempunyai banyak kelebihan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />
-<br />
222. ZULFAN AZHAR RAIHAN<br />
Taman yang penuh bunga-bunga mewangi<br />
-<br />
223. ZULMI IKHWAN KHAIRI<br />
Anak laki-laki yang sabar dan sopan adalah saudara yang baik </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"> http://gagaje.blogspot.com/2013/05/20000-nama-islami-untuk-bayi-laki-laki.html</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-44528489970833729652014-01-07T20:23:00.001-08:002014-01-07T20:23:18.257-08:00Nama Yang Paling DiCintai Allah <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Jib4PkwW6H7FQYI1O5egVBCHnSzkntunJ9vkBt6AOdkBP2uyX8lf628GA-uVsJb_725z9-PIdAyhOTRY5DU96plVKCM8G4pOGe5xw3ZW-XgWlWI-fnf6DsEY24wmXhlWumkg_0CIKl3V/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Jib4PkwW6H7FQYI1O5egVBCHnSzkntunJ9vkBt6AOdkBP2uyX8lf628GA-uVsJb_725z9-PIdAyhOTRY5DU96plVKCM8G4pOGe5xw3ZW-XgWlWI-fnf6DsEY24wmXhlWumkg_0CIKl3V/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-size: large;"> <br /> <br /> Nama<b> "Abdullah" dan
"Abdurrahman" </b>adalah nama bayi atau <u><i>nama anak yang paling Allah cintai </i>
</u>berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim dalam Kitab Shahihnya dari
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,<br /> <br /> أَحَبُّ اْلاَسْمَاءِ اِلَى اللَّهِ تَعَالَى عَبْدُ اللَّهِ وَ عَبْدُ الرَّحْمَانِ<span class="text_exposed_show"><br /> <br /> <b>“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah & Abdurrahman.” <br /> <br /> (HR. Muslim no. 2132)</b><br /> <br />
Karena nama tersebut adalah nama terbaik, sampai-sampai di kalangan
para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terdapat sekitar
300 orang atau lebih sahabat yang bernama Abdullah</span></span><span style="font-size: large;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-48123292277310821772014-01-07T06:22:00.001-08:002014-01-07T06:22:35.670-08:00Shalawat-Shalawat Bid’ah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCFORLzsyVJzXoY-zSUTMw1pIlkAbpvnEzRMzMI-DVo8Q9MlW3s8WGubSzAlfLNBL5ZZ6K-zwgEok9N8C9fu0Gi3-4B0-Slzn11DWI43LiMM2cAXCf-BsQ1HzsbAZqvKK-WRbF1im_ALCw/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCFORLzsyVJzXoY-zSUTMw1pIlkAbpvnEzRMzMI-DVo8Q9MlW3s8WGubSzAlfLNBL5ZZ6K-zwgEok9N8C9fu0Gi3-4B0-Slzn11DWI43LiMM2cAXCf-BsQ1HzsbAZqvKK-WRbF1im_ALCw/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br />
Sudah bukan rahasia lagi kalau di tengah-tengah kaum muslimin, banyak
tersebar berbagai jenis shalawat yang sama sekali tidak berdasarkan
dalil dari sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Shalawat-shalawat itu biasanya dibuat oleh pemimpin tarekat sufi
tertentu yang dianggap baik oleh sebagian umat Islam kemudian disebarkan
hingga diamalkan secara turun temurun. Padahal jika shalawat-shalawat
semacam itu diperhatikan secara cermat, akan nampak berbagai
penyimpangan berupa kesyirikan, bid’ah, ghuluw terhadap Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, dan sebagainya.<br /> <br /> <b>A. Shalawat Nariyah</b><br /> <br />
Shalawat jenis ini banyak tersebar dan diamalkan di kalangan kaum
muslimin. Bahkan ada yang menuliskan lafadznya di sebagian dinding
masjid. Mereka berkeyakinan, siapa yang membacanya 4444 kali, hajatnya
akan terpenuhi atau akan dihilangkan kesulitan yang dialaminya. Berikut
nash shalawatnya:<br /> <br /> اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ
سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ
الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى
الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ
مَعْلُوْمٍ لَكَ<br /> <br /> “Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna
dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya
terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan
dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan
kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang
sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para
shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki.”<br /> <br /> Ada beberapa hal yang perlu dijadikan catatan kaitannya dengan shalawat ini:<br /> <br />
1- Sesungguhnya aqidah tauhid yang diseru oleh Al Qur’anul Karim dan
yang diajarkan kepada kita dari Rasulullah shallallahu laiahi wasallam,
mengharuskan setiap muslim untuk berkeyakinan bahwa Allah-lah
satu-satunya yang melepaskan ikatan (kesusahan), membebaskan dari
kesulitan, yang menunaikan hajat, dan memberikan manusia apa yang mereka
minta. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdo’a kepada selain
Allah untuk menghilangkan kesedihannya atau menyembuhkan penyakitnya,
walaupun yang diminta itu seorang malaikat yang dekat ataukah nabi yang
diutus. Telah disebutkan dalam berbagai ayat dalam Al Qur’an yang
menjelaskan haramnya meminta pertolongan, berdo’a, dan semacamnya dari
berbagai jenis ibadah kepada selain Allah Azza wajalla. Firman Allah:<br /> <br /> قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِهِ فَلاَ يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحِْويْلاً<br /> <br />
“Katakanlah: ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain
Allah. Maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan
bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya.” (Al-Isra: 56)<br /> <br />
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
segolongan kaum yang berdo’a kepada Al Masih ‘Isa, atau malaikat,
ataukah sosok-sosok yang shalih dari kalangan jin. (Lihat Tafsir Ibnu
Katsir 3/47-48)<br /> <br /> 2- Bagaimana mungkin Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam rela dikatakan bahwa dirinya mampu melepaskan ikatan
(kesulitan), menghilangkan kesusahan, dsb, sedangkan Al Qur’an menyuruh
beliau untuk berkata:<br /> <br /> قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلاَ
ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ
لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا
إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُوْنَ<br /> <br /> “Katakanlah:
‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula)
menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya
dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang
beriman’.” (Al-A’raf: 188)<br /> <br /> Seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu alaihi wasallam, lalu mengatakan, “Berdasarkan kehendak
Allah dan kehendakmu”. Maka beliau bersabda:<br /> <br /> أَجَعَلْتَنِيْ للهِ نِدًّا؟ قُلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ<br /> <br />
“Apakah engkau hendak menjadikan bagi Allah sekutu? Ucapkanlah:
Berdasarkan kehendak Allah semata.” (HR. An-Nasai dengan sanad yang
hasan)<br /> <br /> (Lihat Minhaj Al-Firqatin Najiyah 227-228, Muhammad Jamil Zainu)<br /> <br /> <b>B. Shalawat Al-Fatih (Pembuka)</b><br /> <br /> Lafadznya adalah sebagai berikut:<br /> <br />
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أَغْلَقَ
وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ, نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ الْهَادِي إِلَى
صِرَاطِكَ الْمَسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارُهُ
عَظِيْمٌ<br /> <br /> “Ya Allah berikanlah shalawat kepada Baginda kami
Muhammad yang membuka apa yang tertutup dan yang menutupi apa-apa yang
terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran yang memberi petunjuk ke
arah jalan yang lurus. Dan kepada keluarganya, sebenar-benar pengagungan
padanya dan kedudukan yang agung.”<br /> <br /> Berkata At-Tijani tentang shalawat ini -dan dia pendusta dengan perkataannya-:<br /> <br />
“….Kemudian (Nabi shallallahu alaihi wasallam) memerintah aku untuk
kembali kepada shalawat Al-Fatih ini. Maka ketika beliau memerintahkan
aku dengan hal tersebut, akupun bertanya kepadanya tentang keutamaannya.
Maka beliau mengabariku pertama kalinya bahwa satu kali membacanya
menyamai membaca Al Qur’an enam kali. Kemudian beliau mengabarkan
kepadaku untuk kedua kalinya bahwa satu kali membacanya menyamai setiap
tasbih yang terdapat di alam ini dari setiap dzikir, dari setiap do’a
yang kecil maupun besar, dan dari Al Qur’an 6.000 kali, karena ini
termasuk dzikir.”<br /> <br /> Dan ini merupakan kekafiran yang nyata karena
mengganggap perkataan manusia lebih afdhal daripada firman Allah Azza
Wajalla. Sungguh merupakan suatu kebodohan apabila seorang yang berakal
apalagi dia seorang muslim berkeyakinan seperti perkataan ahli bid’ah
yang sangat bodoh ini. (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah 225 dan Mahabbatur
Rasul 285, Abdur Rauf Muhammad Utsman)<br /> <br /> Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:<br /> <br /> خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ<br /> <br />
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib. Dan
datang dari hadits’Utsman bin ‘Affan riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi,
dan Ibnu Majah)<br /> <br /> Dan juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:<br /> <br />
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ : { ألم } حَرْفٌ،
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ<br /> <br />
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu
kebaikan. Dan satu kebaikan menjadi sepuluh kali semisal (kebaikan)
itu. Aku tidak mengatakan: alif lam mim itu satu huruf, namun alif satu
huruf, lam satu huruf, dan mim itu satu huruf.” (HR.Tirmidzi dan yang
lainnya dari Abdullah bin Mas’ud dan dishahihkan oleh Al-Albani
rahimahullah)<br /> <br /> <b>C. Shalawat yang disebutkan salah seorang sufi
dari Libanon</b> dalam kitabnya yang membahas tentang keutamaan shalawat,
lafadznya sebagai berikut:<br /> <br /> اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ حَتَّى تَجْعَلَ مِنْهُ اْلأَحَدِيَّةَ الْقَيُّوْمِيَّةَ<br /> <br />
“Ya Allah berikanlah shalawat kepada Muhammad sehingga engkau
menjadikan darinya keesaan dan qoyyumiyyah (maha berdiri sendiri dan
yang mengurusi makhluknya).”<br /> <br /> Padahal sifat Al-Ahadiyyah dan
Al-Qayyumiyyah, keduanya termasuk sifat-sifat Allah Azza wajalla. Maka,
bagaimana mungkin kedua sifat Allah ini diberikan kepada salah seorang
dari makhluk-Nya padahal Allah Ta’ala berfirman:<br /> <br /> لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ<br /> <br /> “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11)<br /> <br /> <b>D. Shalawat Sa’adah (Kebahagiaan)</b><br /> <br /> Lafadznya sebagai berikut:<br /> <br /> اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ<br /> <br />
“Ya Allah, berikanlah shalawat kepada baginda kami Muhammad sejumlah
apa yang ada dalam ilmu Allah, shalawat yang kekal seperti kekalnya
kerajaan Allah.”<br /> <br /> Berkata An-Nabhani As-Sufi setelah
menukilkannya dari Asy-Syaikh Ahmad Dahlan: “Bahwa pahalanya seperti
600.000 kali shalat. Dan siapa yang rutin membacanya setiap hari Jum’at
1.000 kali, maka dia termasuk orang yang berbahagia dunia akhirat.”
(Lihat Mahabbatur Rasul 287-288)<br /> <br /> Cukuplah keutamaan palsu yang disebutkannya, yang menunjukkan kedustaan dan kebatilan shalawat ini.<br /> <br /> <b>E. Shalawat Al-In’am</b><br /> <br /> Lafadznya sebagai berikut:<br /> <br /> اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ عَدَدَ إِنْعَامِ اللهِ وَإِفْضَالِهِ<br /> <br />
“Ya Allah berikanlah shalawat, salam dan berkah kepada baginda kami
Muhammad dan kepada keluarganya, sejumlah kenikmatan Allah dan
keutamaan-Nya.”<br /> <br /> Berkata An-Nabhani menukil dari Syaikh Ahmad Ash-Shawi:<br /> <br />
“Ini adalah shalawat Al-In’am. Dan ini termasuk pintu-pintu kenikmatan
dunia dan akhirat, dan pahalanya tidak terhitung.” (Mahabbatur Rasul
288)<br /> <br /> <b>F. Shalawat Badar</b><br /> <br /> Lafadz shalawat ini sebagai berikut:<br /> <br /> shalatullah salamullah ‘ala thoha rosulillah<br /> shalatullah salamullah ‘ala yaasiin habibillah<br /> tawasalnaa bibismillah wa bil hadi rosulillah<br /> wa kulli majahid fillah<br /> bi ahlil badri ya Allah<br /> <br /> Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thaha Rasulullah<br /> Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah<br /> Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah<br /> Dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli Badr, ya Allah<br /> <br /> Dalam ucapan shalawat ini terkandung beberapa hal:<br /> <br /> 1. Penyebutan Nabi dengan habibillah<br /> 2. Bertawassul dengan Nabi<br /> 3. Bertawassul dengan para mujahidin dan ahli Badr<br /> <br /> Point pertama telah diterangkan kesalahannya secara jelas pada rubrik Tafsir.<br /> <br />
Pada point kedua, tidak terdapat satu dalilpun yang shahih yang
membolehkannya. Allah Idan Rasul-Nya tidak pernah mensyariatkan.
Demikian pula para shahabat (tidak pernah mengerjakan). Seandainya
disyariatkan, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menerangkannya dan para shahabat melakukannya. Adapun hadits:
“Bertawassullah kalian dengan kedudukanku karena sesungguhnya kedudukan
ini besar di hadapan Allah”, maka hadits ini termasuk hadits maudhu’
(palsu) sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Taimiyyah dan Asy-Syaikh
Al-Albani.<br /> <br /> Adapun point ketiga, tentunya lebih tidak boleh lagi
karena bertawassul dengan Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam saja tidak
diperbolehkan. Yang dibolehkan adalah bertawassul dengan nama Allah di
mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br /> <br /> وَ للهِ الأَسْمآءُ الْحُسْنَ فَادْعُوْهُ بِهاَ<br /> <br /> “Dan hanya milik Allah-lah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.” (Al-A’raf: 180)<br /> <br />
Demikian pula di antara doa Nabi: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan
segala nama yang Engkau miliki yang Engkau namai diri-Mu dengannya.
Atau Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, atau Engkau turunkan
dalam kitab-Mu, atau Engkau simpan di sisi-Mu dalam ilmu yang ghaib.”
(HR. Ahmad, Abu Ya’la dan lainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
dalam Ash-Shahihah no. 199)<br /> <br /> Bertawassul dengan nama Allah
Subhanahu wa Ta’ala seperti ini merupakan salah satu dari bentuk
tawassul yang diperbolehkan. Tawassul lain yang juga diperbolehkan
adalah dengan amal shalih dan dengan doa orang shalih yang masih hidup
(yakni meminta orang shalih agar mendoakannya). Selain itu yang tidak
berdasarkan dalil, termasuk tawassul terlarang.<br /> <br /> Jenis-jenis
shalawat di atas banyak dijumpai di kalangan sufiyah. Bahkan dijadikan
sebagai materi yang dilombakan di antara para tarekat sufi. Karena
setiap tarekat mengklaim bahwa mereka memiliki do’a, dzikir, dan
shalawat-shalawat yang menurut mereka mempunyai sekian pahala. Atau
mempunyai keutamaan bagi yang membacanya yang akan menjadikan mereka
dengan cepat kepada derajat para wali yang shaleh. Atau menyatakan bahwa
termasuk keutamaan wirid ini karena syaikh tarekatnya telah
mengambilnya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam secara langsung dalam
keadaan sadar atau mimpi. Di mana, katanya, Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam telah menjanjikan bagi yang membacanya kedekatan dari
beliau, masuk jannah (surga) ,dan yang lainnya dari sekian propaganda
yang tidak bernilai sedikitpun dalam timbangan syariat. Sebab, syariat
ini tidaklah diambil dari mimpi-mimpi. Dan karena Rasul tidak
memerintahkan kita dengan perkara-perkara tersebut sewaktu beliau masih
hidup.<br /> <br /> Jika sekiranya ada kebaikan untuk kita, niscaya beliau
telah menganjurkannya kepada kita. Apalagi apabila model shalawat
tersebut sangat bertentangan dengan apa yang beliau bawa, yakni
menyimpang dari agama dan sunnahnya. Dan yang semakin menunjukkan
kebatilannya, dengan adanya wirid-wirid bid’ah ini menyebabkan
terhalangnya mayoritas kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah
dengan ibadah-ibadah yang justru disyari’atkan yang telah Allah jadikan
sebagai jalan mendekatkan diri kepada-Nya dan memperoleh keridhaannya.<br /> <br />
Berapa banyak orang yang berpaling dari Al Qur’an dan mentadabburinya
disebabkan tenggelam dan ‘asyik’ dengan wirid bid’ah ini? Dan berapa
banyak dari mereka yang sudah tidak peduli lagi untuk menghidupkan
sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena tergiur
dengan pahala ‘instant’ yang berlipat ganda. Berapa banyak yang lebih
mengutamakan majelis-majelis dzikir bid’ah semacam buatan Arifin Ilham
daripada halaqah yang di dalamnya membahas Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam? Laa haula walaa quwwata illaa
billah.<br /> <br /> Sumber: <a href="http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=160" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=160</a></span></span></span></span></span></h5>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-77655624101011262352014-01-07T06:19:00.000-08:002014-01-07T06:19:07.303-08:00Membunyikan Sholawat Sebelum Adzan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCFORLzsyVJzXoY-zSUTMw1pIlkAbpvnEzRMzMI-DVo8Q9MlW3s8WGubSzAlfLNBL5ZZ6K-zwgEok9N8C9fu0Gi3-4B0-Slzn11DWI43LiMM2cAXCf-BsQ1HzsbAZqvKK-WRbF1im_ALCw/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCFORLzsyVJzXoY-zSUTMw1pIlkAbpvnEzRMzMI-DVo8Q9MlW3s8WGubSzAlfLNBL5ZZ6K-zwgEok9N8C9fu0Gi3-4B0-Slzn11DWI43LiMM2cAXCf-BsQ1HzsbAZqvKK-WRbF1im_ALCw/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> <br /> Ada sebuah kebiasaan di
Indonesia yang sudah lama mengakar di masyarakat, yaitu kebiasaan
membunyikan kaset sholawat atau tarhim di masjid-masjid sebelum tukang
adzan mengumandangkan adzannya.<br /> Di sebagian tempat lagi, ada yang
langsung ber-sholawat dengan lisannya melalui loud speaker dengan suara
keras. Suara mereka didengarkan oleh orang-orang yang berada di kampung
dan tempat sekitar. Alasannya sih untuk mengingatkan dekatnya waktu
shola<span class="text_exposed_show">t.<br /> <br /> Tapi apakah hal ini dibenarkan dalam syariat dan memiliki dasar sehingga kita menyatakannya boleh atau sunnah?<br />
Pertanyaan semisal ini telah dijawab oleh para ulama dalam Lembaga
Pemberi Fatwa (Al-Lajnah Ad-Da’imah) di Timur Tengah, yang kala itu
memberikan jawaban,<br /> “Bersholawat dan bersalam kepada Rasulullah
-Shallallahu alaihi wa sallam- sebelum adzan dan juga mengeraskannya
usai adzan bersama (bersambung) dengan adzan termasuk bid’ah yang
diada-ada dalam agama. Sungguh telah tsabit (nyata) dari Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda,<br /> <br /> مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَد<br /> <br />
“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini sesuatu
yang bukan darinya, maka ia (hal yang diada-ada itu) adalah tertolak”.
[HR. Al-Bukhoriy (no. 2697) dan Muslim (no. 1718) (17)]<br /> <br /> Di dalam sebuah riwayat,<br /> <br /> مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدّ<br /> <br />
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tak ada padanya urusan
(agama) kami, maka ia (amalan) itu tertolak”. [HR. Muslim (no. 1718)
(18)]<br /> <br /> Wabillahit taufiq wa shollallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa aalihi wa shohbihi wa sallam”.<br /> [Sumber Fatwa: Fataawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Iftaa' (2/501/no. 9696)].</span></span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-7591546697276154552014-01-07T06:17:00.004-08:002014-01-07T06:17:43.037-08:00Hukum Mengenakan Mukena Warna-warni Bagi Wanita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHbAGXByWwrgUD-CSCB3hlUEMDbFqQVtP58IOr8LlJT8B7aXvG43-XaZAhmALhzQJ5xQ6pd6jz4gkd9iqvE2WWP1GRI898U5fCZX0NTddmCoZbHetuQ2FDT-sd7Oh-uaOWwMzGSDtIkK3Y/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHbAGXByWwrgUD-CSCB3hlUEMDbFqQVtP58IOr8LlJT8B7aXvG43-XaZAhmALhzQJ5xQ6pd6jz4gkd9iqvE2WWP1GRI898U5fCZX0NTddmCoZbHetuQ2FDT-sd7Oh-uaOWwMzGSDtIkK3Y/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /> <b>Pertanyaan:</b><span class="text_exposed_show"><br /> Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh<br /> <br />
Ustadz, bagaimana hukumnya shalat berjamaah mengenakan pakaian (bagi
laki-laki) atau mukena (bagi wanita) yang bermotif, misalnya batik,
garis-garis, kotak-kotak, polkadot, atau bunga-bunga. Entah itu sebagian
saja (misalnya di bagian bawah) ataupun kainnya memang full motif.<br /> <br />
Mengingat saat ini banyak ditemui dalam shalat berjamaah, seperti dalam
shalat tarawih atau Ied –terutama di kalangan wanita- yang mengenakan
mukena bermotif, demikian juga anak-anak perempuan, baik yang sudah
tamyiz maupun balita, mereka juga memakai mukena-mukena seperti itu.<br /> <br /> Sekiranya hal itu dilarang, apakah hukum menjual mukena seperti itu juga menjadi terlarang Ustadz?<br /> <br /> Jazaakallahu khairan<br /> <br /> Dari: Mila<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh<br /> <br />
Kita bisa memastikan, mukena model seperti ini pasti sangat mengundang
perhatian orang. Apalagi jika warnanya cerah, atau warna-warni berkilau.
Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita untuk
menghindari pakaian yang mengundang perhatian orang. Beliau bersabda:<br /> <br /> مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ<br /> <br />
“Siapa yang memakai pakaian syuhrah di dunia, maka Allah akan
memberinya pakaian hina pada hari kiamat.” (Ahmad, Abu Daud, Nasai dalam
Sunan Al-Kubro, dan dihasankan Al-Arnauth).<br /> <br /> Apa Itu Pakaian Syuhrah?<br /> <br /> As-Sarkhasi mengatakan:<br /> <br />
والمراد أن لا يلبس نهاية ما يكون من الحسن والجودة في الثياب على وجه
يشار إليه بالأصابع ، أو يلبس نهاية ما يكون من الثياب الخَلِقِ – القديم
البالي – على وجه يشار إليه بالأصابع , فإن أحدهما يرجع إلى الإسراف والآخر
يرجع إلى التقتير ، وخير الأمور أوسطها<br /> <br /> “Maksud hadis, seseorang
tidak boleh memakai pakaian yang sangat bagus dan indah, sampai
mengundang perhatian banyak orang. Atau memakai pakaian yang sangat
jelek –lusuh-, sampai mengundang perhatian banyak orang. Yang pertama,
sebabnya karena berlebihan sementara yang kedua karena menunjukkan sikap
terlalu pelit. Yang terbaik adalah pertengahan.” (al-Mabsuth, 30:268)<br /> <br />
Kita bisa mengambil kesimpulan dari keterangan di atas, bahwa pakaian
yang mengundang perhatian banyak orang termasuk jenis pakaian syuhrah.
Karena itu, dikhawatirkan mereka yang memakai mukena warna-warni atau
semacamnya, termasuk dalam ancaman hadis di atas.<br /> <br /> Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)</span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-4833693055924699322014-01-06T18:44:00.006-08:002014-01-06T18:44:57.535-08:00Penyakit Angin Duduk<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><strong>Pertanyaan:</strong></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dokter, Assalamu’alaikum</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><strong>Penyakit angin duduk</strong> sebenarnya adalah pembuluh
darah yang tersumbat. Untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang
tersumbat obat herbalnya apa? Makasih</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari: Fulan</span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span id="more-14740"></span><br /></span></span>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><strong>Jawaban:</strong></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Terima kasih atas pertanyaan yang Saudara berikan kepada kami.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Penyakit yang dikenal di masyarakat dengan nama “angin duduk”,
sepengetahuan kami, dalam dunia medis diistilahkan dengan “nyeri
dada/angina.” Nyeri dada ini timbul ketika terjadi ketidaksesuaian
antara kebutuhan suplai darah (yang membawa oksigen) jantung dengan
suplai darah yang ada yang dipompakan oleh arteri koroner, yang terjadi
ketika terdapat penyempitan pembuluh darah koroner. Penyempitan tersebut
bisa disebabkan oleh atherosklerosis, spasme (pengerutan) pembuluh
darah sesaat, atau adanya emboli pada pembuluh darah koroner.</span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Penyempitan yang disebabkan oleh atherosklerosis, suatu plak berisi
kolesterol, sel otot polos, thrombus, dan sel radang, merupakan suatu
proses yang telah berlangsung bertahun-tahun, bukan sekejap mata,
sehingga pengobatannya pun berlangsung dengan bertahap. Diantara jenis
herbal yang diharapkan dapat mengikis pembentukan plak ini dan
memperbaiki kesehatan pembuluh darah adalah minyak zaitun -lebih baik
lagi minyak zaitun ekstra murni-, habbatussauda’, minyak ikan,
temulawak, dan daun salam.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Disamping pengobatan, modifikasi gaya hidup adalah hal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil optimal, dengan izin Allah <em>Subhanahu</em> <em>wa</em> <em>Ta’ala</em>.
Rutin berolahraga minimal 5-6 kali per minggu, tiap kalinya 30-45
menit, konsumsi sayur dan buah segar ditingkatkan, hindari gorengan,
makanan berkalori tinggi, berlemak tinggi khususnya lemak jenuh dan
lemak trans, tiadakan rokok dan alkohol, dan tingkatkan konsumsi air
putih minimal 2 L per hari, adalah jargon yang bukan merupakan omong
kosong semata.</span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Semoga ada manfaatnya.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">
</span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><strong>Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan <a href="http://konsultasisyariah.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="kumpulan tanya jawab syariah islam dan rubrik kesehatan">KonsultasiSyariah.com</a>)</strong></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-85392825524184106472014-01-06T18:41:00.003-08:002014-01-06T18:41:25.302-08:00Waspadai Gejala Osteoarthritis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></div>
<h2>
<span style="font-size: large;"><strong><br /></strong></span></h2>
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><b>Pertanyaan:</b></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barakatuhu.</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Maaf, saya ingin bertanya. Ibu saya berusia sekitar 43 tahun,
beliau berbadan gemuk. Beberapa bulan terakhir sering mengeluh merasakan
sakit pada kakinya di area lutut ke bawah, yaitu jika ditekuk terasa
sakit kalau berjalan terasa berat dan terkadang seperti kesemutan.</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Sudah saya anjurkan untuk ke dokter, tapi beliau takut. Kira-kira
sakit apa beliau? Dan obat herbal apa yang cocok untuk ibu saya.</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Jazakumullohu khayran atas jawaban dan penjelasaannya</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Catatan:</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Untuk berat badan, saya tidak bisa memastikan tapi mungkin
sekitar 70 kg. Seingat saya beliau tidak memiliki riwayat penyakit, cuma
untuk beberapa bulan terakhir ini sering <a href="http://konsultasisyariah.com/nyeri-di-daerah-lutut-waspadai-gejala-osteoarthritis" rel="nofollow" target="_blank">mengeluhkan sakit di kaki</a>
tersebut dan beliau sering mengonsumsi jamu pasar (asam urat), tapi
tidak ada perubahan. Untuk periksa lebih lanjut beliau tidak berani.</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><em>Wassalamu’alaikum warohmatullohi wa barakatuhu.</em></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Dari: Sri Wahyuni</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><b>Jawaban:</b></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Wa’alaikumussalam warahmatullaahi wabarokatuh.</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Terima kasih atas pertanyaan yang Saudari berikan kepada kami.</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><a href="http://konsultasisyariah.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="Nyeri di daerah lutut pada wanita">Nyeri di daerah lutut pada wanita</a>
diatas usia 40 tahun, khususnya pada mereka yang memiliki berat badan
berlebih, mengindikasikan adanya masalah pada sendi (meskipun masih
terbuka kemungkinan untuk penyebab lainnya, misalnya masalah murni pada
sarafnya). Penyebab tersering adalah osteoarthritis, penyakit
degeneratif akibat menipisnya tulang rawan yang melapisi sendi disertai
perubahan lainnya pada sendi seiring dengan pertambahan usia, terlebih
jika ada riwayat keluarga sebelumnya menderita penyakit yang sama dan
berat badan penderita berlebih. Diantara gejala penyakit osteoarthritis
adalah:</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><ul>
<li><span style="font-size: large;">Nyeri, awalnya dirasakan utamanya saat berjalan dan membaik dengan
istirahat, namun seiring dengan semakin beratnya kerusakan sendi, nyeri
akan konstan.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Kekakuan sendi khususnya ketika baru bangun di pagi hari atau
setelah beberapa saat tidak beraktivitas, namun berlangsung < 30
menit dan membaik dengan pergerakan.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Terkadang pembengkakan pada sendi.</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Seiring dengan makin beratnya kerusakan sendi, pergerakan sendi menjadi terbatas dan timbul nyeri jika dipaksakan.</span></li>
</ul>
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Namun untuk memastikan diagnosisnya, tetap harus dilakukan
pemeriksaan klinis, khususnya foto sinar Roentgen untuk melihat kondisi
sendi dan tulang-tulang sekitar sendi lutut. Sebaiknya Saudari
menjelaskan kepada beliau bahwa semakin dini dilakukan pemeriksaan,
deteksi, dan penanganan, insyaAllah kerusakan akibat penyakit apapun itu
bisa lebih diminimalisir dibanding jika dibiarkan begitu saja tanpa
penanganan yang tepat.</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Kami tidak menyarankan konsumsi jamu-jamuan kemasan jika tidak dapat
diketahui dengan jelas apa isinya, karena dikhawatirkan bukan
memperbaiki keluhan namun justru semakin merusak tubuh. Untuk suplemen
selain, beberapa penelitian menyarankan penggunaan suplemen yang
mengandung kondroitin maupun glukosamin untuk membantu memperbaiki
keadaan tulang rawan sendi, meskipun untuk hasilnya bisa bervariasi pada
tiap-tiap orang.</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Semoga bermanfaat.</span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;">Wassalamu’alaikum warahmatullah</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><strong>Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan KonsultasiSyariah.com)</strong></span><br />
<span style="font-size: large;">
</span><span style="font-size: large;"><strong>Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting <a href="http://zahiraccounting.com/id/" rel="dofollow" target="_blank" title="Software Akuntansi Terbaik di Indonesia">Software Akuntansi Terbaik di Indonesia</a>.</strong></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-49623820365039454992014-01-06T18:37:00.001-08:002014-01-06T18:37:14.162-08:00Utang Bank Untuk Menikah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggPHqjiG8Vc24XgA7LwiH72AwK-NML7ClWLROZZXqfiWb0HzKH2GjN6O4fRw7996MkNJo4UEdsrrx_kpt_EF1JDtiJfbZtn3WxLzXjNWklwJT-3VIkc_t8ySL9x4dThBU5yPOamvMiNAcD/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> <b>Pertanyaan:</b><br /> <br /> Assalmu’alaikum.<br /> <br />
Maaf Pak Ustadz, saya mau bertanya seputar pernikahan. Bagaimana hukum
orang yang meminjam uang ke Bank untuk keperluan nikah? Terima Kasih
atas segala perhatian dan jawabannya.<br /> <br /> Jazakallahu khairan.<br /> <br /> Dari: Apip<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> <br /> Wa’alaikumussalam<br /> <br /> Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,<br /> <br />
Menikah memang sangat dianjurkan, bahkan bisa jadi wajib bagi orang
yang dikhawatirkan berzina. Namun bukan berarti ini harus dilakukan
dengan melegalkan segala macam cara. Berusaha menempuh jalan yang
diridhai Allah, merupakan cara paling tepat untuk mendapatkan keberkahan
dalam pernikahan.<br /> <br /> Seperti yang kita ketahui, meminjam bank
tidak akan lepas dari riba. Seberapapun pinjaman Anda dari bank, tidak
akan lepas dari persyaratan riba. Kenyataan ini menunjukkan bahwa orang
yang berutang di bank berarti sedang melakukan transaksi riba dengan
bank. Meskipun dalam hal ini, dia hanya sebagai nasabah, sementara bank
yang memakan ribanya. Karena keberadaan nasabah yang meminjam uang di
bank, menjadi bagi bank untuk makan riba. Untuk alasan inilah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat manusia yang meminjam uang dengan
persyaratan riba.<br /> <br /> Berikut beberapa dalilnya,<br /> <br /> Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,<br /> <br /> لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا، وَمُوكِلَهُ، وَشَاهِدَيْهِ، وَكَاتِبَهُ<br /> <br />
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang makan
riba, pemberi makan riba, dua saksi transaksi riba, dan orang mencatat
transaksinya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan disahihkan al-Albani)<br /> <br /> Dalam riwayat yang lain, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,<br /> <br /> لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَةً: آكِلَ الرِّبَا، وَمُوكِلَهُ، وَكَاتِبَهُ، وَشَاهِدَيْهِ<br /> <br />
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat 10 orang: pemakan
riba, pemberi makan riba, dua saksi transaksi riba, dan orang mencatat
transaksinya.” (HR. Ahmad 635).<br /> <br /> Dalam riwayat Baihaqi terdapat tambahan:<br /> <br /> وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ<br /> <br /> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan: “Mereka semua sama.” (Baihaqi dalam ash-Shugra, 1871).<br /> <br /> Siapakah pemberi makan riba?<br /> <br /> Dalam Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud dinyatakan:<br /> <br /> وَموكِلَهُ أَيْ مُعْطِيَهُ لِمَنْ يَأْخُذُهُ<br /> <br /> “Pemberi makan” maksudnya yang memberikan riba kepada orang yang mengambilnya. (Aunul Ma’bud, 9:130)<br /> <br />
Anda bisa bayangkan, posisi nasabah yang meminjam uan di bank mengalami
kerugian dua kali. Rugi memberikan uang riba ke bank dan rugi dengan
ancaman laknat karena melanggar hadis di atas.<br /> <br /> Solusi<br /> <br /> Ada beberapa alternatif solusi, agar Anda tetap bisa menikah tanpa harus menyentuh bank:<br /> <br /> Pertama, menabung dengan menunda nikah<br /> <br />
Jika masih memungkinkan bagi Anda untuk menunda nikah, terlebih jika
Anda belum memiliki calon istri, kami sarankan agar Anda menabung sampai
Anda memiliki dana yang cukup untuk menikah. Dalam kesempatan yang
sama, agar kondisi syahwat tidak muncul berlebihan, Anda aktifkan puasa
sunah. Solusi ini yang disarankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada orang yang belum mampu menikah. Beliau bersabda,<br /> <br />
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ البَاءَةَ
فَلْيَتَزَوَّجْ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ<br /> <br /> “Wahai para pemuda, siapa yang mampu menanggung
nafkah maka hendaknya dia menikah. Siapa yang belum mampu maka dia harus
puasa, karena puasa itu menjadi penurun syahwat baginya.” (HR. Bukhari
dan Muslim).<br /> <br /> Kedua, sederhanakan walimah<br /> <br /> Inti walimah
adalah makan-makan, untuk menunjukkan kegembiraan Anda sebagai pengantin
baru dan sekaligus pengumuman nikah bagi masyarakat. Untuk hanya tujuan
ini, sejatinya tidak membutuhkan banyak biaya.<br /> <br /> Namun
sayangnya, tradisi masyarakat kita menjadikan walimah sebagai lambang
kebanggaan keluarga. Mereka menganggap walimah mewah melambangkan
keistimewaan sebuah keluarga. Wajar saja jika tradisi walimah di tempat
kita tidak lepas dari sikap mubadzir dan melampaui batas, yang
jelas-jelas itu adalah sikap masyarakat jahiliyah. Mereka rela untuk
utang demi menampakkan kemewahan dan mendapatkan pujian.<br /> <br /> Allah Ta’ala berfirman:<br /> <br /> وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ<br /> <br />
“Janganlah kamu berbuat tabdzir (mubadzir). Sesungguhnya orang-orang
yang suka berbuat tabdzir adalah saudara-saudara syaitan..” (QS. Al
Isra’ 26 – 27).<br /> <br /> Ulama berbeda pendapat tentang makna tabdzir (mubadzir).<br /> <br /> Az-Zajjaj mengatakan:<br /> <br />
“Tabdzir adalah membelanjakan harta untuk selain ketaatan kepada Allah.
Orang jahiliyah menyembelih onta, menghabiskan uangnya karena
kesombongan dan cari pujian, kemudian Allah perintahkan untuk
membelanjakan harta semata-mata karena mencari wajah Allah dalam hal-hal
yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah.”<br /> <br /> Hal lain yang
perlu direnungkan dalam ayat ini adalah pernyataan “…orang-orang yang
suka berbuat tabdzir adalah saudara-saudara setan.” Pernyataan ini
menunjukkan celaan yang sangat keras kepada orang yang suka berbuat
mubadzir. Keadaannya disamakan dengan setan yang kufur terhadap nikmat,
karena menggunakan nikmat tersebut tidak untuk ketaatan kepada Allah.<br /> <br /> Untuk itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hidangan walimah, sebagai hidangan yang buruk. Beliau bersabda:<br /> <br /> شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ<br /> <br />
“Makanan yang paling buruk adalah makanan walimah (karena) hanya
mengundang orang kaya dan meninggalkan (tidak mengundang) orang miskin.”
(HR. Bukhari 5177)<br /> <br /> Ketiga, terpaksa utang<br /> <br /> Jika Anda
terpaksa harus utang agar bisa menikah, Anda harus tetap menghindari
bank. Sebagai gantinya, Anda bisa berutang ke selain bank atau lembaga
riba lainnya. Misalnya berutang ke kerabat yang memiliki kelebihan
harta. Perbuatan semacam ini termasuk bentuk ta’awun (tolong menolong)
dalam kebaikan dan taqwa.<br /> <br /> Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk istiqamah di atas kebenaran. Amin.<br /> <br /> Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.KonsultasiSyariah.com%2F&h=IAQFyqfroAQFCwo4YKQ8cEDu5d2uMTKCLWvZEGhM45B2TLA&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.KonsultasiSyariah.com</a>)</span></span></span></span></h5>
<span style="font-size: large;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-56808264358308825022014-01-06T18:35:00.003-08:002014-01-06T18:35:31.244-08:00Memakai Celana Panjang Bagi Wanita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwt2TRiyXHEpvc9Jr1mWcGFo1N63ioWyfIPY2PpE-xRuxbaSdRlgaYwFKq0wjHRvspa_eBbuET9bQo2Bp1JeGs_aMXrH_sGcAr1JUuuINWynpTlH867UV0-ELffQMb2PHO3inxhnzluy32/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwt2TRiyXHEpvc9Jr1mWcGFo1N63ioWyfIPY2PpE-xRuxbaSdRlgaYwFKq0wjHRvspa_eBbuET9bQo2Bp1JeGs_aMXrH_sGcAr1JUuuINWynpTlH867UV0-ELffQMb2PHO3inxhnzluy32/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><div>
<span class="userContent"><br /> <br /> <b>Pertanyaan:</b><br /> <br /> Apakah hukumnya memakai celana panjang yang banyak dipakai wanita di zaman sekarang?<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> <br />
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’alla Rabb semesta alam. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan
para sahabatnya serta yang mengikuti mereka hingga hari
pembalasan.aplikasi konsultasi syariah<br /> <br /> Sebelum menjawab
pertanyaan ini, saya memberi nasehat kepada laki-laki yang beriman:
Hendaklah mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawabnya, seperti anak laki-laki dan wanita, istri, saudari dan
selain mereka. Hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah
Subhanahuwata’alla dalam kepemimpinan ini. Hendaklah mereka tidak
melepaskan tali ikatan kepada wanita, yang Nabi Muhammad salallahu’alihi
wassalam bersabda pada diri mereka:<br /> <br /> قال رسول الله : (ماَ رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ )<br /> <br />
Rasulullah salallahu’alihi wassalam bersabda: “Aku tidak melihat dari
wanita-wanita yang kurang akal dan agama yang lebih mempengaruhi bagi
hati laki-laki yang bijaksana selain dari salah seorang dari kalian.”
[HR. Al-Bukhari 304, 1462 dan Muslim 79]<br /> <br /> Dan saya berpendapat
agar kaum muslimin jangan berjalan mengikuti mode ini, berupa berbagai
jenis pakaian yang muncul dan banyak dijumpai yang diadaptasi dari trend
mode budaya barat, dan kebanyakan darinya tidak sesuai dengan pakaian
islami yang harus menutup semua tubuh wanita, seperti pakaian-pakaian
pendek, ketat atau tipis. Termasuk di antaranya adalah celana panjang,
sesungguhnya ia menggambarkan bentuk kaki wanita, demikian pula perut,
pinggang, kedua payudaranya dan bentuk dari anggota tubuh lainnya. Maka
memakainya termasuk dalam hadits Nabi Muhammad salallahu’alihi wassalam:<br /> <br />
قال رسول الله : (صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ
مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ,
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ, مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ, رُؤُوْسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ, لاَيَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ
وَلاَيَجِدْنَ رِيْحَهَا, وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ
كَذَا وَكَذَا)<br /> <br /> Rasulullah bersabda: ‘Ada dua golongan penghuni
neraka yang belum aku lihat: Orang-orang yang memiliki cemeti seperti
ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Dan wanita yang
berpakaian seperti telanjang, berlenggang-lenggok dan
menggoyang-goyangkan pundaknya, kepala mereka seperti punuk unta yang
bergoyang-goyang. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium aromanya,
dan sesungguhnya aromanya bisa tercium dari jarak seperti ini dan
seperti ini.” [HR. Muslim 2128.]<br /> <br /> Nasehat saya bagi laki-laki
dan wanita yang beriman: hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah
Subhanahuwata’alla, bersungguh-sungguh memakai pakaian islami yang
menutup tubuh dan janganlah mereka menyia-nyiakan harta mereka untuk
mengoleksi seperti pakaian ini. Wallahul muwaffiq.<br /> <br /> Pertanyaan 2:<br /> <br /> Syaikh, alasan mereka bahwa celana panjang ini lebar dan luas, di mana sudah menutup (semua tubuh)?<br /> <br /> Jawaban 2:<br /> <br />
Sekalipun luas dan lebar karena membedakan engkau dari laki-laki yang
cenderung tidak menutup rapat. Kemudian, dikhawatirkan juga termasuk
wanita yang menyerupai laki-laki karena celana panjang termasuk pakaian
laki-laki.<br /> <br /> Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Dakwah, edisi 1/1476 – 18-8-1415 H.<br /> <br /> Sumber: Islamhouse.com (publish ulang <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.KonsultasiSyariah.com%2F&h=9AQHZ-1sOAQEu5ht6ObN_fj_hZ9shPXgdB0lMk8_21BH_kQ&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.KonsultasiSyariah.com</a>)</span></div>
</span></span></span></span></h5>
<div class="mvm uiStreamAttachments fbMainStreamAttachment" data-ft="{"type":10,"tn":"H"}">
<div class="clearfix photoPermaRedesign">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a class="uiPhotoThumb photoRedesignAspect" data-ft="{"type":41,"tn":"E"}" href="https://www.facebook.com/photo.php?fbid=631622910227391&set=a.253955207994165.61810.100001390620797&type=1&relevant_count=1&ref=nf" rel="theater"><div class="_46-h photoWrap" style="height: 205px; width: 398px;">
<img alt="Memakai Celana Panjang Bagi Wanita
Pertanyaan:
Apakah hukumnya memakai celana panjang yang banyak dipakai wanita di zaman sekarang?
Jawaban:
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’alla Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta yang mengikuti mereka hingga hari pembalasan.aplikasi konsultasi syariah
Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya memberi nasehat kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya, seperti anak laki-laki dan wanita, istri, saudari dan selain mereka. Hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah Subhanahuwata’alla dalam kepemimpinan ini. Hendaklah mereka tidak melepaskan tali ikatan kepada wanita, yang Nabi Muhammad salallahu’alihi wassalam bersabda pada diri mereka:
قال رسول الله : (ماَ رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ )
Rasulullah salallahu’alihi wassalam bersabda: “Aku tidak melihat dari wanita-wanita yang kurang akal dan agama yang lebih mempengaruhi bagi hati laki-laki yang bijaksana selain dari salah seorang dari kalian.” [HR. Al-Bukhari 304, 1462 dan Muslim 79]
Dan saya berpendapat agar kaum muslimin jangan berjalan mengikuti mode ini, berupa berbagai jenis pakaian yang muncul dan banyak dijumpai yang diadaptasi dari trend mode budaya barat, dan kebanyakan darinya tidak sesuai dengan pakaian islami yang harus menutup semua tubuh wanita, seperti pakaian-pakaian pendek, ketat atau tipis. Termasuk di antaranya adalah celana panjang, sesungguhnya ia menggambarkan bentuk kaki wanita, demikian pula perut, pinggang, kedua payudaranya dan bentuk dari anggota tubuh lainnya. Maka memakainya termasuk dalam hadits Nabi Muhammad salallahu’alihi wassalam:
قال رسول الله : (صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ, وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ, مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ, رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ, لاَيَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَيَجِدْنَ رِيْحَهَا, وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا)
Rasulullah bersabda: ‘Ada dua golongan penghuni neraka yang belum aku lihat: Orang-orang yang memiliki cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Dan wanita yang berpakaian seperti telanjang, berlenggang-lenggok dan menggoyang-goyangkan pundaknya, kepala mereka seperti punuk unta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium aromanya, dan sesungguhnya aromanya bisa tercium dari jarak seperti ini dan seperti ini.” [HR. Muslim 2128.]
Nasehat saya bagi laki-laki dan wanita yang beriman: hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah Subhanahuwata’alla, bersungguh-sungguh memakai pakaian islami yang menutup tubuh dan janganlah mereka menyia-nyiakan harta mereka untuk mengoleksi seperti pakaian ini. Wallahul muwaffiq.
Pertanyaan 2:
Syaikh, alasan mereka bahwa celana panjang ini lebar dan luas, di mana sudah menutup (semua tubuh)?
Jawaban 2:
Sekalipun luas dan lebar karena membedakan engkau dari laki-laki yang cenderung tidak menutup rapat. Kemudian, dikhawatirkan juga termasuk wanita yang menyerupai laki-laki karena celana panjang termasuk pakaian laki-laki.
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Dakwah, edisi 1/1476 – 18-8-1415 H.
Sumber: Islamhouse.com (publish ulang www.KonsultasiSyariah.com)" class="_46-i img" height="206" src="https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/p206x206/1557645_631622910227391_860851382_n.jpg" style="left: 0px; top: 0px;" width="399" /></div>
</a></span></span></div>
</div>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-70825481334352488022014-01-06T00:44:00.003-08:002014-01-06T00:44:33.828-08:00Beda Zakat, Sedekah, Infak, Hibah, dan Hadiah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi71wlMIMIAGGfGB7xtf-FH2dR_K4boEvF3R8OFB9cm-qnMwm6nL95zTgNBYHMRfkDw1y7BH79xZh7EpUyFu1QOg9W5LdaSZoCai9QjiYS4cudbIgnaeM6NmVcXxztHKv7vdZKQguooKgiG/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi71wlMIMIAGGfGB7xtf-FH2dR_K4boEvF3R8OFB9cm-qnMwm6nL95zTgNBYHMRfkDw1y7BH79xZh7EpUyFu1QOg9W5LdaSZoCai9QjiYS4cudbIgnaeM6NmVcXxztHKv7vdZKQguooKgiG/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> <b>Pertanyaan:</b><br /> <br /> Bismillah<br /> <br /> Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh<br /> <br /> Barakallahu fikum Ustadz<br /> <br />
Afwan, ana ingin bertanya, apakah ada perbedaan antara zakat, infaq,
dan shodaqoh? Jika ada dalam hal apa saja perbedaan 3 hal tersebut?<br /> <br /> Jazakumullahu khairan Ustadz atas jawabannya<br /> <br /> Dari: Hamba Allah<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> <br /> Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh<br /> <br /> Pendahuluan:<br /> <br /> Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.<br /> <br />
Memahami berbagai istilah yang berlaku dalam disiplin ilmu apapun
sangatlah penting, tanpa terkecuali ilmu syariat. Oleh karena itu, sejak
dahulu para ulama senantiasa menjabarkan pemahaman berbagai istilah
yang yang berlaku pada setiap bab dengan detail.<br /> <br /> Seakan tidak
ingin ketinggalan, Ibnul Qayyim termasuk salah satu ulama yang paling
gigih menekankan pentingnya penggunaan berbagai istilah syariat
sebagaimana digunakan dalam Alquran dan hadis. Terlebih bagi para ulama
yang bertugas menjelaskan hukum-hukum syariat kepada masyarakat luas.
Beliau beralasan atas penekanannya ini bahwa penggunaan istilah syariat
dengan benar dapat menyelamatkan kita dari kesalahan dalam memahami
hukum Allah ‘Azza wa Jalla. Dan sebaliknya salah memahami atau salah
penempatan istilah syariat dapat berakibat fatal bagi pemahaman Anda
tentang syariat Allah ‘Azza wa Jalla.<br /> <br /> Sebagaimana beliau juga
memberikan peringatan bahwa di tengah masyarakat telah meraja lela
penggunaan istilah-istilah syariat yang tidak sebagaimana mestinya.
Akibat dari kecerobohan ini terjadilah penyimpangan dan kesalahan fatal
dalam kehidupan beragama masyarakat. (I’ilamul Muwaqiin, 4:216).<br /> <br />
Menyadari hal ini, saya mengajak Anda untuk lebih jauh mengenal dengan
baik berbagai istilah syariat. Harapannya Anda semakin dekat dengan
agama Allah, dan selanjutnya Allah-pun semakin dekat dengan Anda.<br /> <br /> Mengenal Arti Zakat<br /> <br />
Di masyarakat beredar pemahaman bahwa zakat adalah sejumlah harta yang
telah ditentukan jenis, kadar, dan yang dibayarkan berhak menerimanya
pada waktu yang telah ditentukan pula. Dan zakat inilah yang merupakan
salah satu rukun agama Islam. Allah tegaskan dalam Alquran, yang
artinya,<br /> <br /> “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al Baqarah 43)<br /> <br /> Pemahaman di atas benar, namun perlu diingat kadangkala para ulama menggunakan kata zakat pada zakat sunah.<br /> <br />
Ibnul Arabi berkata: Kata zakat digunakan untuk menyebut zakat wajib,
namun kadang kala juga digunakan untuk menyebut zakat sunah, nafkah,
hak, dan memaafkan suatu kesalahan.” (Fathul Bari, 3:296)<br /> Mengenal Makna Sedekah<br /> <br />
Kata sedekah dalam banyak dalil memiliki makna yang sama dengan kata
zakat, sebagaimana disebutkan pada ayat berikut, yang artinya,<br /> <br /> “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At Taubah: 103)<br /> <br /> Dalam hadis yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /> <br />
“Bila anak Adam meninggal dunia maka seluruh pahala amalannya terputus,
kecuali pahala tiga amalan: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak shaleh yang senantiasa mendoakan kebakan untuknya.” (QS.
at-Tirmidzi dan lainnya)<br /> <br /> Berdasarkan ini semua, Imam Mawardi
menyimpulkan: Sedekah adalah zakat dan zakat adalah sedekah. Dua kata
yang berbeda teksnya namun memiliki arti yang sama. (al-Ahkam
as-Sulthaniyyah, Hal. 145)<br /> <br /> Dengan demikian sedekah mencakup
yang wajib dan mencakup pula yang sunah, asalkan bertujuan untuk mencari
keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla semata. Oleh karena itu, sering kali
Anda tidak perduli bahkan mungkin tidak merasa perlu untuk mengenal nama
penerimanya.<br /> <br /> Walau demikian, dalam beberapa dalil, kata
sedekah memiliki makna yang lebih luas dari sekedar membayarkan sejumlah
harta kepada orang lain. Sedekah dalam beberapa dalil digunakan untuk
menyebut segala bentuk amal baik yang berguna bagi orang lain atau
bahkan bagi diri sendiri.<br /> <br /> Suatu hari sekelompok sahabat miskin
mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal rasa
cemburu mereka terhadap orang-orang kaya. Orang-orang kaya mampu
mengamalkan sesuatu yang tidak kuasa mereka kerjakan yaitu menyedekahkan
harta yang melebihi kebutuhan mereka. Menanggapi keluhan ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusi kepada mereka
melalui sabdanya:<br /> <br /> “Bukankah Allah telah membukakan bagi kalian
pintu-pintu sedekah? Sejatinya setiap ucapan tasbih bernilai sedekah
bagi kalian, demikian juga halnya dengan ucapan takbir, tahmid, dan
tahlil. Sebagaimana memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran
juga bernilai sedekah bagi kalian. Sampai pun melampiaskan syahwat
kemaluan kalian pun bernilai sedekah.” Tak ayal lalgi para sahabat
keheranan mendengar penjelasan beliau ini, sehingga mereka kembali
bertanya: “Ya Rasulullah, apakah bila kita memuaskan syahwat, kita
mendapatkan pahala?” Beliau menjawab: “Bagaimana pendapatmu bila ia
menyalurkannya pada jalan yang haram, bukankah dia menanggung dosa?”
Demikian pula sebaliknya bila ia menyalurkannya pada jalur yang halal,
maka iapun mendapatkan pahala. (HR. Muslim)<br /> Mengenal Makna Infak<br /> <br />
Kata infak dalam dalil-dalil Alquran, hadis dan juga budaya ulama
memiliki makna yang cukup luas, karena mencakup semua jenis pembelanjaan
harta kekayaan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:<br /> <br /> “Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67).<br /> <br /> Hal serupa juga nampak dengan jelas pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:<br /> <br />
“Kelak pada hari Qiyamat, kaki setiap anak Adam tidak akan bergeser
dari hadapan Allah hingga ditanya perihal lima hal: umurnya untuk apa ia
habiskan, masa mudanya untuk apa ia lewatkan, harta kekayaannya dari
mana ia peroleh dan kemana ia infakkan (belanjakan) dan apa yang ia
lakukan dengan ilmunya.” (HR. at-Tirmidzi)<br /> <br /> Kemanapun dan untuk
tujuan apapun, baik tujuan yang dibenarkan secara syariat ataupun
diharamkan, semuanya disebut dengan infak. Oleh karena itu, mari kita
simak kisah perihal ucapan orang-orang munafik yang merencanakan
kejahatan kepada Rasulullah dan para sahabatnya, Allah ceritakan, yang
artinya,<br /> <br /> “Sesungguhnya orang-orang kafir menafkahkan harta
mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan
menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir
itu dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal: 36)<br /> <br /> Oleh karena itu pada
banyak dalil perintah untuk berinfak disertai dengan penjelasan infak di
jalan Allah, sebagaimana pada ayat berikut, yang artinya,<br /> <br /> “Dan infakkanlah/belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah.” (QS. Al-Baqarah: 195)<br /> Mengenal Makna Hibah<br /> <br />
Ketika Anda memberikan sebagian harta kepada orang lain, pasti ada
tujuan tertentu yang hendak Anda capai. Bila tujuan utama dari pemberian
Anda adalah rasa iba dan keinginan menolong orang lain, maka pemberian
ini diistilahkan dalam syariat Islam dengan hibah. Rasa iba yang
menguasai perasaan Anda ketika mengetahui atau melihat kondisi penerima
pemberian lebih dominan dibanding kesadaran untuk memohon pahala dari
Allah. Sebagai contoh, mari kita simak ucapan sahabat Abu Bakar ketika
membatalkan hibahnya kepada putri beliau tercinta Aisyah radhiyallahu
‘anha:<br /> <br /> “Wahai putriku, tidak ada orang yang lebih aku cintai
agar menjadi kaya dibanding engkau dan sebaliknya tidak ada orang yang
paling menjadikan aku berduka bila ia ditimpa kemiskinan dibanding
engkau. Sedangkan dahulu aku pernah memberimu hasil panen sebanyak 20
wasaq (sekitar 3.180 Kg). Bila pemberian ini telah engkau ambil, maka
yang sudah tidak mengapa, namun bila belum maka pemberianku itu sekarang
aku tarik kembali menjadi bagian dari harta warisan peninggalanku.”
(HR. Imam Malik)<br /> Mengenal Makna Hadiah<br /> <br /> Diantara bentuk
pemberian harta kepada orang lain yang juga banyak dikenal oleh
masyarakat ialah hadiah. Dan saya yakin Anda pernah memberikan suatu
hadiah kepada orang lain atau mungkin juga Anda menerimanya dari orang
lain. Tentu Anda menyadari bahwa hadiah Anda tidaklah Anda berikan
kepada sembarang orang, apalagi orang yang belum Anda kenal. Hanya
orang-orang spesial dalam hidup Anda yang berhak mendapatkan hadiah
Anda.<br /> <br /> Hadiah yang Anda berikan kepada seseorang, sejatinya
hanyalah salah satu bentuk dari penghargaan Anda kepadanya. Sebagaimana
melalui hadiah yang Anda berikan, seakan Anda ingin meningkatkan
keeratan hubungan antara Anda berdua. Demikianlah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengartikan makna hadiah dalam kehidupan masyarakat
melalui sabdanya:<br /> <br /> “Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya kalian saling cinta mencintai.” (HR. Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad)<br /> <br />
Berdasarkan ini, Anda dapat mengetahui berbagai pemberian yang selama
ini oleh berbagai pihak disebut dengan hadiah, semisal hadiah pada
pembelian suatu produk, atau undian atau lainnya. Pemberian-pemberian
ini sejatinya tidak layak disebut hadiah, mengingat semuanya sarat
dengan tujuan komersial, dan bukan untuk meningkatkan keeratan hubungan
yang tanpa pamrih.<br /> Catatan Redaksi Pengusaha Muslim<br /> <br /> Uraian
di atas adalah artikel yang ditulis Dr. Muhammad Arifin Baderi dan telah
diterbitkan di majalah Pengusaha Muslim edisi 29. Pada edisi ini,
majalah Pengusaha Muslim secara khusus mengupas seputar zakat, infaq,
dan sedekah.<br /> <br /> majalah Pengusaha Muslim edisi 29 versi cetak,
Anda bisa menghubungi: majalah.pengusahamuslim.com. Anda juga bisa
mendapatkan versi ebook, di: shop.pengusahamuslim.com</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-48943559440061035842014-01-06T00:43:00.000-08:002014-01-06T00:43:06.699-08:00Mendesain Rumah Islami<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi71wlMIMIAGGfGB7xtf-FH2dR_K4boEvF3R8OFB9cm-qnMwm6nL95zTgNBYHMRfkDw1y7BH79xZh7EpUyFu1QOg9W5LdaSZoCai9QjiYS4cudbIgnaeM6NmVcXxztHKv7vdZKQguooKgiG/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi71wlMIMIAGGfGB7xtf-FH2dR_K4boEvF3R8OFB9cm-qnMwm6nL95zTgNBYHMRfkDw1y7BH79xZh7EpUyFu1QOg9W5LdaSZoCai9QjiYS4cudbIgnaeM6NmVcXxztHKv7vdZKQguooKgiG/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> Punya rumah itu impian semua orang, apalagi bagi yang sudah berumah tangga. Rasanya belum lengkap kalau belum punya rumah.<br /> <br />
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita memperhatikan beberapa aturan
Islam dalam menata atau mendesain rumah. Juga memperhatikan
lingkungannya.<br /> <br /> Rumah ibarat cermin penghuninya<br /> Rumah adalah
cermin bagi penghuninya. Bagi mereka yang menyukai kebersihan, maka
akan tampak keadaan rumahnya selalu bersih. Bagi mereka yang suka seni
dan keindahan, maka akan tampak bangunan rumahnya berarsitektur indah
dan dikelilingi oleh aneka rupa bunga dan ornamen2 lain yang bernilai
seni dan keindahan. Demikian juga bagi mereka yang mempunya ghirah Islam
dan mencintai sunnah, maka akan tampak desain dan ornamen2 rumahnya
sedikit banyak akan tersentuh corak Islam dan mengikuti gaya sunnah.<br /> <br /> Jangan bermegah-megahan<br />
Bagi seorang muslim, janganlah rumah dijadikan wahana ajang pamer dan
gengsi sehingga menjadikan sibuk berlomba2 dalam mempermegah rumah.
Janganlah melalaikan dan melupakan berlomba2 yang lebih baik dari itu,
yaitu berlomba2 dalam kebaikan dan takwa. Hal ini sebagaimana firman
Allah, 'bermegah2an telah melalaikan kamu."<br /> <br /> Cara mendesain rumah islami<br />
Walaupun Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam sendiri tidak memberikan
contoh dalam mendesain rumah, tapi dari sunnah2 yang ada, hendaknya itu
dijadikan acuan/pegangan kita dalam membuat dan mendesain sebuah rumah.<br /> Diantara hal2 yang harus diperhatikan adalah:<br /> <br />
1. Tidak perlu meminta petunjuk dari orang pintar/paranormal untuk
menentukan hari dan tanggal yang baik dalam membuat rumah karena semua
hari dan tanggal itu baik disisi Allah. Mempercayai hal2 yang berbau
takhayul bisa membuat kita jatuh dalam perbuatan syirik.<br /> <br /> 2.
Karena rumah adalah kehormatan dan rahasia, maka jangan membuat rumah
yang banyak kaca tembus pandangnya hingga memungkinkan orang luar bisa
melihat ke dalam rumah kita. Hal ini untuk menjaga rahasia dan aurat
keluarga kita.<br /> <br /> 3. Akan lebih baik jika kita membuat rumah
dengan kamar yang banyak sehingga kita bisa memisahkan kamar anak laki2
dan perempuan. Juga jika sewaktu2 ada tamu yang ingin bermalam, kita
bisa membantunya menyediakan kamar. Tapi hendaknya kamar untuk tamu
terpisah dari ruang keluarga sehingga tidak memungkinkan tamu bisa
melihat dengan bebas ruang keluarga.<br /> <br /> 4. WC atau toilet
hendaknya dibuat tidak menghadap/membelakangi kiblat karena ada larangan
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Meskipun ada khilaf, jika
tertutup dengan bangunan maka diperbolehkan. tapi untuk kehati2an lebih
baik menghadap ke arah lain.<br /> <br /> 5. Jangan meninggikan bangunan,
karena itu termasuk tanda2 hari kiamat sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam ketika ditanya oleh malaikat
jibril.<br /> <br /> Jadi... rumah yang baik bukanlah rumah mewah yang
berarsitektur tinggi dan mahal, tetapi rumah yang didesain dengans
entuhan sunnah nabi. Yang tak kalah penting, jangan lupa membangun
keimanan kita agar lebih mantap dan tidak goyah oleh2 gelombang2 perusak
iman. <br /> <br /> Dirangkum dari majalah Nikah, vol 6 Nov 2007</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1690312636156693401.post-11863878440792656512014-01-06T00:40:00.002-08:002014-01-06T00:40:47.378-08:00Doa dan Tips Agar Dikaruniai Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir30_JoPAucrOVDF6C7EVUJUP72vzvPbFaCnH16RgHVXC2QaWuZXoAL6GjCL-C7FE681EO0lV_XVIeIQr23SIfZSTWYIOThUeHImSjF5nHsBhNRNp_gCNCbE5c8QI0H_9VFdefG_jt7idR/s1600/index.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir30_JoPAucrOVDF6C7EVUJUP72vzvPbFaCnH16RgHVXC2QaWuZXoAL6GjCL-C7FE681EO0lV_XVIeIQr23SIfZSTWYIOThUeHImSjF5nHsBhNRNp_gCNCbE5c8QI0H_9VFdefG_jt7idR/s1600/index.jpg" height="103" width="320" /></a></span></span></div>
<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-weight: normal;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3,"tn":"K"}"><span class="userContent"><br /> <br /> <b>Pertanyaan:</b><br /> <br /> Assalammu’alaikum.<br /> <br />
Doa dan amalan apa yang kita lakukan agar segera memiliki keturunan
yang sholeh? Mengingat banyak usaha sudah dilakukan, ke dokter pun
alhamdulillah dinyatakan sehat tidak ada gangguan apapun, tetapi sudah 5
tahun belum juga dikarunia keturunan sholeh.<br /> <br /> Dari: Aro<br /> <br /> <b>Jawaban:</b><br /> <br /> Wa’alaikumussalam<br /> <br /> Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du<br /> <br />
Salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah meneruskan garis
keturunan. Kehadiaran anak menjadi pelengkap kebahagiaan sebuah keluarga
ideal. Keluarga tanpa anak, bak ruang hampa tanpa perabotan.<br /> <br />
Terlebih mereka yang memahami keutamaan anak bagi orang tua dalam Islam,
sejuta harapan untuk memiliki anak akan senantiasa membayang-bayangi
hidupnya. Hanya saja, kenyataan tidak selalu mengikuti harapan. Namun,
sebagai orang yang beriman, kita tidak perlu terlalu merisaukan. Karena
apapun yang kita alami, tidak akan disia-siakan. Semua bisa menjadi
pahala.<br /> <br /> Kuatkan Keyakinan<br /> <br /> Kekuatan doa sebanding
dengan kekuatan keyakianan. Karena itu, sebelum memohon kepada Allah,
kuatkan keyakinan Anda tentang kekuasaan Allah terhadap isi doa yang
Anda minta. Ketika Anda hendak memohon keturunan kepada Allah, tanamkan
keyakinan secara mendalam bahwa Allah yang mangatur semua keturunan
manusia.<br /> <br /> لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا
يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ
الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ
يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ<br /> <br /> “Hanya milik Allah
kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberi anak perempuan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia
memberi anak laki-laki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Atau Dia
memberi sepasang anak perempuan dan laki-laki. Dia juga yang menjadikan
siapa saja yang Dia kehendaki sebagai orang mandul. Sesunguhnya Dia Maha
Mengetahui dan Maha Kuasa.” (QS. As-Syura: 49 – 50).<br /> <br /> Dengan
memahami hal ini, semangat Anda untuk semakin berharap kepada karunia
Allah akan menjadi besar. Anda akan semakin bersandar kepada Sang Kuasa
dan tidak bosan mengulang-ulang doa dan permohonan kepada-Nya. Dengan
semangat ini, diharapkan bisa menjadi sebab Allah memperkenankan doanya.
Karena sekali lagi, kekuatan doa itu setingkat dengan kekuatan
keyakinan dan semangatnya.<br /> <br /> Satu teladan yang membuktikan hal
ini dan layak untuk kita tiru, ketabahan Nabi Zakariya ‘alaihis salam.
Sampai di usia senja, Allah belum memberikan karunia anak untuk beliau.
Namun, beliau tidak pupus harapan, sampaipun dalam kondisi yang membuat
orang umumnya putus asa untuk memiliki anak. Dalam Alquran, Allah
ceritakan perjuangan doa Nabi Zakariya,<br /> <br /> ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ
عَبْدَهُ زَكَرِيَّا (2) إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (3) قَالَ
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا
وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ
الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ
رَبِّ رَضِيًّا (6)<br /> <br /> Menyebutkan penjelasan tentang rahmat
Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria (2). Tatkala ia berdoa kepada Tuhannya
dengan suara yang lembut (3). Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum
pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku (4). Sesungguhnya
aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang istriku adalah
seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putera (5), yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (6) (QS. Maryam: 2 –
6).<br /> <br /> Beliau sudah tua, istri beliau mandul, yang secara logika
manusia, mustahil punya keturunan. Tapi bagi Allah lain. Dia Maha Kuasa
untuk memberikan apa yang beliau harapkan. Allah mengabulkan doa
Zakariya,<br /> <br /> وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي
فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ * فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا
لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ
فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا
خَاشِعِينَ<br /> <br /> “Ingatlah kisah Zakaria, tatkala ia menyeru
Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri
dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya,
dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Aku perbaiki isterinya
(sehingga dapat mengandung). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah
orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 89 – 90).<br /> <br />
Kemudian, disamping manfaat di atas, ketika seseorang betul-betul
meyakini Allahlah yang mengatur semua keturunan hamba-Nya, dia akan bisa
membawa diri dengan baik. Dia akan menerima dan ridha terhadap takdir
dan ketetapan Allah. Sehingga sekalipun dia tidak memiliki anak,
kesabarannya bisa menjadi sumber pahala baginya.<br /> <br /> Banyak Beristighfar<br /> <br />
Jangan lupa iringi doa anda dengan banyak beristighfar dan memohon
ampun kepada Allah. Karena Allah menjanjikan banyak hal bagi orang yang
banyak istighfar, salah staunya adalah anak. Allah menceritakan ajakan
Nabi Nuh kepada umatnya,<br /> <br /> فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا* يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا*
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا<br /> <br /> “… istighfarlah kepada Rabb-mu
karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan
menciptakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).<br /> <br />
Ada seseorang yang mengadu kepada Imam Hasan al-Bashri –ulama senior
dari tabi’in– karena lama tidak punya anak. Orang itu meminta tolong
agar Hasan mendoakannya supaya punya anak. Hasan al-Bashri mengatakan,
“Perbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah.” Setelah ditanya,
mengapa beliau memberi saran untuk banyak istighfar. Belliau menjawab,<br /> <br /> ما قلت من عندي شيئاً ؛ إن الله تعالى يقول في سورة نوح : استغفروا ربكم إنه كان غفاراً ….<br /> <br />
“Saya tidak menjawab dengan logikaku. Sesungguhnya Allah berfirman di
surat Nuh (yang aritnya): istighfarlah kepada Rabb-mu karena
sesungguhnya Dia Maha Pengampun… dst.” (Tafsir al-Qurtubi, 18:302).<br /> <br /> Adakah Doa Minta Anak<br /> <br />
Beberapa situs dakwah yang peduli sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ketika ditanya tentang doa permohonan anak, mereka menegaskan
bahwa tidak ada doa khusus yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.<br /> <br /> Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,<br /> <br /> أما التزام دعاء معين تواظب عليه كأنه مطلوب بعينه لطلب الولد واعتقاد سنية ذلك، فهذا لم نقف على ما يدل على مشروعيته<br /> <br />
Mengamalkan doa tertentu kemudian dirutinkan, seolah-olah doa itu doa
itu secara khusus dianjurkan untuk meminta anak dan diyakini adanya
anjuran doa ini, kami belum menjumpai adanya nash yang menunjukkan
disyariatkannya doa khusus tersebut (Fatawa Syabakah Islamiyah, no.
43435).<br /> <br /> Hanya saja, dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa
doa yang dipanjatkan Nabi Zakariya ketika memohon keturunan, dan anda
bisa menirunya. Salah satunya doa Zakariya yang Allah sebutkan di surat
Al-Anbiya di atas.Bisa juga dengan doa Nabi Ibrahim, yang telah lama
menunggu kehadiran anak,<br /> <br /> رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ<br /> <br /> “Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang shaleh.” (QS. As-Shafat: 100)<br /> <br />
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ketika ditanya, bolehkah orang yang lama
tidak dikaruniai anak memohon kepada Allah denagn doa Zakariya di surat
Al-Anbiya.<br /> <br /> Jawaban beliau,<br /> <br /> Tidak masalah melantunkan doa seperti yang disebutkan. Dan jika dia berdoa dengan selain teks ini, seperti membaca :<br /> <br /> اللهم ارزقني ذرية طيبة ، اللهم هب لي ذرية صالحة<br /> <br /> “Ya Allah, berilah aku keturunan yang baik, anugrehkanlah aku keturunan yang shaleh.”<br /> <br /> Atau doa-doa yang semisal, semuanya baik. Contoh doa lainnya adalah firman Allah<br /> <br /> رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ<br /> <br />
“Ya Allah, anugrehkanlah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Memperkenankan Doa.” (QS. Ali Imran: 38)<br /> <br /> (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 8:423).<br /> <br /> Semoga Allah memberkahi semua keadaan kita.<br /> <br /> Allahu a’lam<br /> Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.KonsultasiSyariah.com%2F&h=nAQHhfKkVAQEpPBzG8Wdxu-fHpYz49WiPuSlgFJO08hiBew&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.KonsultasiSyariah.com</a>).</span></span></span></span></span></h5>
Unknownnoreply@blogger.com0